RSS

tugas SPK

Seorang pengusaha meubel akan memroduksi meja dan kursi yang menggunakan bahan dari papan kayu dengan ukuran tertentu. Satu meja memerlukan bahan 10 potong dan satu kursi memerlukan 5 potong papan. Papan yang tersedia ada 500 potong. Biaya pembuatan satu meja Rp. 100.000,- dan biaya pembuatan satu kursi Rp. 40.000,- anggaran yang tersedia Rp. 1.000.000,-.

Formulasikan dan selesaikan masalah ini !

formulasi pdf

Pendekatan Pengembangan Sistem.

Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu:

1. Pendekatan Klasik Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

2.Pendekatan terstruktur (Structured Approach) Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknikteknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

3.Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach) Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.

CONTOH SURAT RESMI

PANITIA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN INDONESIA
PERUMAHAN BATU RADEN

SENIN, 10 AGUSTUS 2010
Nomor : Istimewa
Perihal : Undangan Pembawa Acara Lomba

Kepada Yth:
Bapak Wisnu Pradityo
di JAKARTA

Assallamuallaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Semoga Bapak dalam selalu keadaan sehat wal-afiat. Dalam rangka memperingati Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang Insya Allah akan diselenggarakan pada:
HARI : SENIN
TANGGAL : 17 AGUSTUS 2010
JAM : 09.00 WIB
TEMPAT : LAPANGAN RT 01 PERUMAHAN BATU RADEN
Kami mengharapkan kesediaan Bapak menjadi pembawa acara lomba.
Demikian undangan ini kami buat dengan harapan semoga bapak berkenan memenuhinya. Atas kesediaan Bapak semoga do’a kami akan kesehatan dan kesejah- teraan Bapak dikabulkan Allah SWT. Terima kasih.

Mengetahui:
Ketua Panitia

DHANNAR SETYAWAN

CONTOH CV

WISNU PRADITYO

JL. Batu Kinyang II

RT 006/004 No.74 A

Kel. Batu Ampar Kec. Kramat Jati

Jakarta Timur 13520

085719737874/0218016977




Jakarta, 2 Mei 2011

Perihal : Lamaran Kerja

Kepada Yth,

HRD Manager

Jakarta

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan di butuhkannya pegawai baru di perusahaan Bapak/Ibu, saya bermaksud untuk melamar pada posisi yang sesuai dengan latar belakang saya. Saya Wisnu Pradityo mahasiswa yang telah menyelesaikan studi S1 Manajemen di Universitas Gunadarma, saya terbiasa bekerja dengan team dan dapat bertanggung jawab dengan baik serta berkomunikasi dengan baik. Sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak/Ibu saya lampirkan kualifikasi

sebagai berikut :

  1. Curriculum Vitae ( CV)
  2. Daftar Riwayat Hidup
  3. Fotocopy Ijazah
  4. Fotocopy transkrip nilai akademik
  5. Fotocopy KTP ( 1 lembar )
  6. Pas foto 4x6 sebanyak 1 lembar

Demikianlah surat lamaran ini saya buat, besar harapan saya bagi Bapak/Ibu untuk dapat mengabulkan permohonan saya. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

( Wisnu Pradityo)

PEMBUATAN WEBSITE FANS KLUB SEPAK BOLA AS ROMA DENGAN MENGGUNAKAN PHP

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Internet adalah forum global dan perpustakaan global pertama dimana setiap pemakai dapat berpatisipasi dalam segala waktu dan tidak peduli siapapun anda, internet selalu menerima andaI. Dalam berbagai macam penampilan informasi, internet membutuhkan suatu program yang sifatnya bersahabat (user friendly) dan adanya hubungan timbal balik inilah yang disebut apliksi web. Aplikasi web ini merupakan suatu program yang dapat membuat user berinteraksi dengan user lain di lain tempat.
Sepak Bola adalah olah raga yang berasal dari negara inggris pada abad 19, olah raga tersebut sangat menarik sekali untuk dilihat atau dimainkan. Olah raga ini tidak mengenal batasan status, agama ataupun yang lainnya, oleh karena itu olah raga ini sangatlah digemari oleh seluruh kalangan.
Atas itulah maka penulis membuat suatu aplikasi web yang sifatnya dinamis yang isinya informasi tentang klub sepak bola Manchester United dalam bentuk website. Dalam penulisan ilmiah ini penulis membuat suatu aplikasi web yang sifatnya dinamis dan interaktif. Yang melatar belakangi untuk membuat Web Site fans Klub As Roma adalah kecintaan penulis terhadap klub Manchester United.
1.2 Batasan Masalah
Penulisan ini membahas perancangan dan pembuatan aplikasi web site pada klub sepak bola dari negara Inggris Manchester United yang dinamis dan interaktif dengan menggunakan Dreamweaver 8 dan PHP yang dapat membatasi user / pengguna dalam pengisian guest book, pengisian polling, dan mendapatkan informasi terbaru dalam halaman web page. Aplikasi yang dibuat dalam penulisan ilmiah ini yaitu :
1. Pembuatan polling / jejak pendapat untuk meminta pendapat pengunjung tentang pembelian / transfer pemain dengan memberikan beberapa pilihan.
2. Pembuatan guest book / buku tamu yang dapat digunakan untuk mengetahui data pengunjung bagaimana komentar mereka tentang web site ini dan juga dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi.
1.3 Tujuan Penulisan
Bagaimanapun tujuan penulis membuat penulisan ini adalah membuat aplikasi website pada fans klub dari Manchester United dengan menggunakan pemrograman PHP4 yang dapat menciptakan halaman web yang dinamis dan interaktif, yang digunakan bersama HTML, yang diterapkan secara sederhana dalam aplikasi web berupa buku tamu, polling / jejak pendapat, berita / informasi tentang klub website ini sebagai sarana para fans klub dari Manchester United agar tidak ketinggalan informasi terbaru dari situasi klub Manchester United.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan ini metode penelitian yang dilakukan penulis adalah studi lapangan yaitu dengan melakukan pencarian informasi tentang pemain, official dari klub Manchester United. Penulis juga melakukan dengan metode studi literature yaitu dengan mengamati berbagai macam yang sudah terdapat di jaringan internet yang tujuannya adalah untuk mencari bahan perbandingan dalam membuat tampilan dalam web page serta dengan melihat berbagai referensi dari berbagai sumber buku, contoh dari internet yang membahas tentang pembuatan aplikasi web.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini akan dijelaskan dengan singkat isi dari tiap-tiap bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan
Bab ini membuat uraian mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan teori – teori tentang materi yang mendukung atau berhubungan dengan penulisan, antara lain tentang internet, WWW, HTML, PHP4, SQL, Client_side, Server-side, dan Macromedia Dreamweaver 4.
Bab III Perancangan & Implementasi Program
Bab ini berisi penjelasan – penjelasan mengenai tahapan pembuatan web site yang terdiri dari perancangan dan pembuatan. Serta membahas tentang berbagai spesifikasi untuk peralatan pendukung dalam proses pembuatan web site seperti : hardware, software, operation sistim serta penulis penulis juga akan membahas tentang cara menjalankan web site.
Bab IV Penutup
Bab ini berisi kesimpulan & saran.

Bocah Penjinak Angin

Judul : Bocah Penjinak Angin

Penulis : William Kamkwamba dan Bryan Mealer

Penerbit : Literati

Terbit : I, April 2011

Tebal : 396 halaman

Harga : Rp. 54.000

Mimpi dan ketekunan adalah kombinasi yang tepat untuk mewujudkan cita-cita. Pada titik tertentu, keduanya tidak hanya mengubah seseorang, tetapi juga mengubah dan menginspirasi orang-orang di sekitarnya.

Kisah dalam buku ini adalah contoh untuk hal tersebut. Demi mimpinya, seorang remaja miskin di Malawi, Afrika, nekad melakukan hal-hal dianggap konyol oleh kebanyakan orang. Ia bahkan tidak menggubris ejekan orang lain tentang dirinya, sebab ia yakin, apa yang dilakukannya akan membawa perubahan.

Adalah William Kamkwamba, bocah Malawi, Afrika, yang tumbuh di sebuah kawasan miskin. Musim panas panjang yang melanda negeri itu tidak hanya membuat dirinya terpaksa angkat kaki dari sekolah, namun juga membuat sejumlah temannya meregang nyawa karena kelaparan.

Tersingkir dari bangku sekolah ternyata tidak membuat ia patah semangat. Sementara terus bekerja membantu orangtuanya, William terus belajar. Sejumlah buku fisika dan teknik listrik dari perpustakaan dilalapnya.

Meskipun banyak hal yang tidak ia mengerti, namun kemauan keras telah membuka jalan kepadanya untuk memahami hal-hal tersebut. Apa yang sebelumnya dipahami secara samar, dengan studi pustaka, hal itu menjadi lebih jelas.

Kesungguhan itu akhirnya membuahkan hasil. Ia berhasil mendirikan sebuah kincir angin yang menghasilkan tenaga listrik. Orang-orang yang semula menganggap William "tidak waras" akhirnya mengakui kehebatannya.

Sukses inilah yang mengantarkan William menghadiri konferensi TED (Technology, Entertainment and Design). TED adalah sebuah pertemuan tahunan dimana para penemu, ilmuan dan pencipta, berbagi gagasan dan ide.

Dari apa yang dialami William, kita dapat belajar bahwa keterbatasan dan kekurangan tidak selalu menghambat usaha atau mimpi seseorang. Sebaliknya kendala itu sesungguhnya mendorong seseorang untuk lebih kreatif.

Barang bekas, benda-benda rongsokan misalnya, dapat diubah menjadi benda-benda yang lebih berguna. Bagi William tujuannya adalah satu, membangun sesuatu yang ia percaya kelak dapat melepaskan keluarganya dari kemiskinan dan kelaparan.

Pencapaian William tidak diraih dengan mudah. Kewajiban untuk membantu orangtua di ladang, kemiskinan, dukungan yang minim dari orang-orang di sekitarnya, adalah bukti bahwa mimpinya sulit untuk dicapai. Namun, keinginan yang kuat telah membalikkan keadaan itu.

William pun menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang di desanya. Ia tidak banyak bicara. Namun karyanyanyalah yang berbicara dan menunjukkan siapa William sesungguhnya.

Selain sepak terjang William, buku ini juga mengisahkan selintas mengenai Afrika secara antropologis. Kepercayaan tradisional Afrika ternyata menjadi salah satu penghambat kemajuan. Sihir dan tahayul lebih sering mendapatkan tempat lebih luas dalam jalan pikiran mereka ketimbang hal-hal yang rasional.

Sementara itu, dari dunia politik, diceritakan selintas dalam buku ini bagaimana lembaga-lembaga resmi di negeri itu telah melakukan korupsi yang tidak tanggung-tanggung. Akibatnya kemiskinan kian meluas. Pemerintah yang tidak memedulikan rakyatnya turut memperparah kondisi ini. Namun, mimpi dan semangat perubahanlah yang dapat merombak keadaan.

sunber : http://ulas-buku.blogspot.com/

SYEKH SITI JENAR

Saat Pemerintahan Kerajaan Islam Sultan Bintoro Demak I (1499) Kehadiran Syekh Siti Jenar ternyata menimbulkan kontraversi, apakah benar ada atau hanya tokoh imajiner yang direkayasa untuk suatu kepentinganpolitik.

Tentang ajarannya sendiri, sangat sulit untuk dibuat kesimpulan apa pun, karena belum pernah diketemukan ajaran tertulis yang membuktikan bahwa itu tulisan Syekh Siti Jenar, kecuali menurut para penulis yang identik sebagai penyalin yang berakibat adanya berbagai versi. Tapi suka atau tidak suka, kenyataan yang ada menyimpulkan bahwa Syekh Siti Jenar dengan falsafah atau faham dan ajarannya sangat terkenal di berbagai kalangan Islam khususnya orang Jawa, walau dengan pandangan berbeda-beda. Pandangan Syekh Siti Jenar yang menganggap alam kehidupan manusia di dunia sebagai kematian, sedangkan setelah menemui ajal disebut sebagai kehidupan sejati, yang mana ia adalah manusia dan sekaligus Tuhan, sangat menyimpang dari pendapat Wali Songo, dalil dan hadits, sekaligus yang berpedoman pada hukum Islam yang bersendikan sebagai dasar dan pedoman kerajaan Demak dalam memerintah yang didukung oleh para Wali.

Siti Jenar dianggap telah merusak ketenteraman dan melanggar peraturan kerajaan, yang menuntun dan membimbing orang secara salah, menimbulkan huru-hara, merusak kelestarian dan keselamatan sesama manusia. Oleh karena itu, atas legitimasi dari Sultan Demak, diutuslah beberapa Wali ke tempat Siti Jenar di suatu daerah (ada yang mengatakan desa Krendhasawa), untuk membawa Siti Jenar ke Demak atau memenggal kepalanya. Akhirnya Siti Jenar wafat (ada yang mengatakan dibunuh, ada yang mengatakan bunuh diri). Akan tetapi kematian Siti Jenar juga bisa jadi karena masalah politik, berupa perebutan kekuasaan antara sisa-sisa Majapahit non Islam yang tidak menyingkir ke timur dengan kerajaan Demak, yaitu antara salah satu cucu Brawijaya V yang bernama Ki Kebokenongo/Ki Ageng Pengging dengan salah satu anak Brawijaya V yang bernama Jin Bun/R. Patah yang memerintah kerajaan Demak dengan gelar Sultan Bintoro Demak I, dimana Kebokenongo yang beragama Hindu-Budha beraliansi dengan Siti Jenar yang beragama Islam. Nama lain dari Syekh Siti Jenar antara lain Seh Lemahbang atau Lemah Abang, Seh Sitibang, Seh Sitibrit atau Siti Abri, Hasan Ali Ansar dan Sidi Jinnar.


Menurut Bratakesawa dalam bukunya Falsafah Siti Djenar (1954) dan buku Wejangan Wali Sanga himpunan Wirjapanitra, dikatakan bahwa saat Sunan Bonang memberi pelajaran iktikad kepada Sunan Kalijaga di tengah perahu yang saat bocor ditambal dengan lumpur yang dihuni cacing lembut, ternyata si cacing mampu dan ikut berbicara sehingga ia disabda Sunan Bonang menjadi manusia, diberi nama Seh Sitijenar dan diangkat derajatnya sebagai Wali. Dalam naskah yang tersimpan di Musium Radyapustaka Solo, dikatakan bahwa ia berasal dari rakyat kecil yang semula ikut mendengar saat Sunan Bonang mengajar ilmu kepada Sunan kalijaga di atas perahu di tengah rawa. Sedangkan dalam buku Sitijenar tulisan Tan Koen Swie (1922), dikatakan bahwa Sunan Giri mempunyai murid dari negeri Siti Jenar yang kaya kesaktian bernama Kasan Ali Saksar, terkenal dengan sebutan Siti Jenar (Seh Siti Luhung/Seh Lemah Bang/Lemah Kuning), karena permohonannya belajar tentang makna ilmu rasa dan asal mula kehidupan tidak disetujui Sunan Bonang, maka ia menyamar dengan berbagai cara secara diam-diam untuk mendengarkan ajaran Sunan Giri. Namun menurut Sulendraningrat dalam bukunya Sejarah Cirebon (1985) dijelaskan bahwa Syeh Lemahabang berasal dari Bagdad beraliran Syi’ah Muntadar yang menetap di Pengging Jawa Tengah dan mengajarkan agama kepada Ki Ageng Pengging (Kebokenongo) dan masyarakat, yang karena alirannya ditentang para Wali di Jawa maka ia dihukum mati oleh Sunan Kudus di Masjid Sang Cipta Rasa (Masjid Agung Cirebon) pada tahun 1506 Masehi dengan Keris Kaki Kantanaga milik Sunan Gunung Jati dan dimakamkan di Anggaraksa/Graksan/Cirebon. Informasi tambahan di sini, bahwa Ki Ageng Pengging (Kebokenongo) adalah cucu Raja Brawijaya V (R. Alit/Angkawijaya/Kertabumi yang bertahta tahun 1388), yang dilahirkan dari putrinya bernama Ratu Pembayun (saudara dari Jin Bun/R. Patah/Sultan Bintoro Demak I yang bertahta tahun 1499) yang dinikahi Ki Jayaningrat/Pn. Handayaningrat di Pengging. Ki Ageng Pengging wafat dengan caranya sendiri setelah kedatangan Sunan Kudus atas perintah Sultan Bintoro Demak I untuk memberantas pembangkang kerajaan Demak. Nantinya, di tahun 1581, putra Ki Ageng Pengging yaitu Mas Karebet, akan menjadi Raja menggantikan Sultan Demak III (Sultan Demak II dan III adalah kakak-adik putra dari Sultan Bintoro Demak I) yang bertahta di Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo Pajang I.


Keberadaan Siti Jenar diantara Wali-wali (ulama-ulama suci penyebar agama Islam yang mula-mula di Jawa) berbeda-beda, dan malahan menurut beberapa penulis ia tidak sebagai Wali. Mana yang benar, terserah pendapat masing-masing. Sekarang mari kita coba menyoroti falsafah/faham/ajaran Siti Jenar. Konsepsi Ketuhanan, Jiwa, Alam Semesta, Fungsi Akal dan Jalan Kehidupan dalam pandangan Siti Jenar dalam buku Falsafah Siti Jenar tulisan Brotokesowo (1956) yang berbentuk tembang dalam bahasa Jawa, yang sebagian merupakan dialog antara Siti Jenar dengan Ki Ageng Pengging, yaitu kira-kira:

1. Siti Jenar yang mengaku mempunyai sifat-sifat dan sebagai dzat Tuhan, dimana sebagai manusia mempunyai 20 (dua puluh) atribut/sifat yang dikumpulkan di dalam budi lestari yang menjadi wujud mutlak dan disebut dzat, tidak ada asal-usul serta tujuannya.

2. Hyang Widi sebagai suatu ujud yang tak tampak, pribadi yang tidak berawal dan berakhir, bersifat baka, langgeng tanpa proses evolusi, kebal terhadap sakit dan sehat, ada dimana-mana, bukan ini dan itu, tak ada yang mirip atau menyamai, kekuasaan dan kekuatannya tanpa sarana, kehadirannya dari ketiadaan, luar dan dalam tiada berbeda, tidak dapat diinterpretasikan, menghendaki sesuatu tanpa dipersoalkan terlebih dahulu, mengetahui keadaan jauh diatas kemampuan pancaindera, ini semua ada dalam dirinya yang bersifat wujud dalam satu kesatuan, Hyang Suksma ada dalam dirinya.

3. Siti Jenar menganggap dirinya inkarnasi dari dzat yang luhur, bersemangat, sakti, kebal dari kematian, manunggal dengannya, menguasai ujud penampilannya, tidak mendapat suatu kesulitan, berkelana kemana-mana, tidak merasa haus dan lesu, tanpa sakit dan lapar, tiada menyembah Tuhan yang lain kecuali setia terhadap hati nurani, segala sesuatu yang terjadi adalah ungkapan dari kehendak dzat Allah.

4. Segala sesuatu yang terjadi adalah ungkapan dari kehendak dzat Allah, maha suci, sholat 5 (lima) waktu dengan memuji dan dzikir adalah kehendak pribadi manusia dengan dorongan dari badan halusnya, sebab Hyang Suksma itu sebetulnya ada pada diri manusia.

5. Wujud lahiriah Siti jenar adalah Muhammad, memiliki kerasulan, Muhammad bersifat suci, sama-sama merasakan kehidupan, merasakan manfaat pancaindera.

6. Kehendak angan-angan serta ingatan merupakan suatu bentuk akal yang tidak kebal atas kegilaan, tidak jujur dan membuat kepalsuan demi kesejahteraan pribadi, bersifat dengki memaksa, melanggar aturan, jahat dan suka disanjung, sombong yang berakhir tidak berharga dan menodai penampilannya.

7. Bumi langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh manusia, jasad busuk bercampur debu menjadi najis, nafas terhembus di segala penjuru dunia, tanah dan air serta api kembali sebagai asalnya, menjadi baru.

Dalam buku Suluk Wali Sanga tulisan R. Tanojo dikatakan bahwa : Tuhan itu adalah wujud yang tidak dapat di lihat dengan mata, tetapi dilambangkan seperti bintang bersinar cemerlang yang berwujud samar-samar bila di lihat, dengan warna memancar yang sangat indah; Siti Jenar mengetahui segala-galanya sebelum terucapkan melebihi makhluk lain ( kawruh sakdurunge minarah), karena itu ia juga mengaku sebagai Tuhan; Sedangkan mengenai dimana Tuhan, dikatakan ada di dalam tubuh, tetapi hanya orang terpilih (orang suci) yang bisa melihatnya, yang mana Tuhan itu (Maha Mulya) tidak berwarna dan tidak terlihat, tidak bertempat tinggal kecuali hanya merupakan tanda yang merupakan wujud Hyang Widi; Hidup itu tidak mati dan hidup itu kekal, yang mana dunia itu bukan kehidupan (buktinya ada mati) tapi kehidupan dunia itu kematian, bangkai yang busuk, sedangkan orang yang ingin hidup abadi itu adalah setelah kematian jasad di dunia; Jiwa yang bersifat kekal/langgeng setelah manusia mati (lepas dari belenggu badan manusia) adalah suara hati nurani, yang merupakan ungkapan dari dzat Tuhan dan penjelmaan dari Hyang Widi di dalam jiwa dimana raga adalah wajah Hyang Widi, yang harus ditaati dan dituruti perintahnya.

Dalam buku Bhoekoe Siti Djenar karya Tan Khoen Swie (1931) dikatakan bahwa : Saat diminta menemui para Wali, dikatakan bahwa ia manusia sekaligus Tuhan, bergelar Prabu Satmata; Ia menganggap Hyang Widi itu suatu wujud yang tak dapat dilihat mata, dilambangkan seperti bintang-bintang bersinar cemerlang, warnanya indah sekali, memiliki 20 (dua puluh) sifat (antara lain : ada, tak bermula, tak berakhir, berbeda dengan barang yang baru, hidup sendiri dan tanpa bantuan sesuatu yang lain, kuasa, kehendak, mendengar, melihat, ilmu, hidup, berbicara) yang terkumpul menjadi satu wujud mutlak yang disebut DZAT dan itu serupa dirinya, jelmaan dzat yang tidak sakit dan sehat, akan menghasilkan perwatakan kebenaran, kesempurnaan, kebaikan dan keramah-tamahan; Tuhan itu menurutnya adalah sebuah nama dari sesuatu yang asing dan sulit dipahami, yang hanya nyata melalui kehadiran manusia dalam kehidupan duniawi.

Menurut buku Pantheisme en Monisme in de Javaavsche tulisan Zoetmulder, SJ.(1935) dikatakan bahwa Siti Jenar memandang dalam kematian terdapat sorga neraka, bahagia celaka ditemui, yakni di dunia ini. Sorga neraka sama, tidak langgeng bisa lebur, yang kesemuanya hanya dalam hati saja, kesenangan itu yang dinamakan sorga sedangkan neraka, yaitu sakit di hati. Namun banyak ditafsirkan salah oleh para pengikutnya, yang berusaha menjalani jalan menuju kehidupan (ngudi dalan gesang) dengan membuat keonaran dan keributan dengan cara saling membunuh, demi mendapatkan jalan pelepasan dari kematian. Siti Jenar yang berpegang pada konsep bahwa manusia adalah jelmaan dzat Tuhan, maka ia memandang alam semesta sebagai makrokosmos sama dengan mikrokosmos. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang mana jiwa sebagai penjelmaan dzat Tuhan dan raga adalah bentuk luar dari jiwa dengan dilengkapi pancaindera maupun berbagai organ tubuh. Hubungan jiwa dan raga berakhir setelah manusia mati di dunia, menurutnya sebagai lepasnya manusia dari belenggu alam kematian di dunia, yang selanjutnya manusia bisa manunggal dengan Tuhan dalam keabadian. Siti Jenar memandang bahwa pengetahuan tentang kebenaran Ketuhanan diperoleh manusia bersamaan dengan penyadaran diri manusia itu sendiri, karena proses timbulnya pengetahuan itu bersamaan dengan proses munculnya kesadaran subyek terhadap obyek (proses intuitif).

Menurut Widji Saksono dalam bukunya Al-Jami’ah (1962) dikatakan bahwa wejangan pengetahuan dari Siti jenar kepada kawan-kawannya ialah tentang penguasaan hidup, tentang pintu kehidupan, tentang tempat hidup kekal tak berakhir di kelak kemudian hari, tentang hal mati yang dialami di dunia saat ini dan tentang kedudukannya yang Mahaluhur. Dengan demikian tidaklah salah jika sebagian orang ajarannya merupakan ajaran kebatinan dalam artian luas, yang lebih menekankan aspek kejiwaan dari pada aspek lahiriah, sehingga ada juga yang menyimpulkan bahwa konsepsi tujuan hidup manusia tidak lain sebagai bersatunya manusia dengan Tuhan (Manunggaling Kawula-Gusti).

Dalam pandangan Siti Jenar, Tuhan adalah dzat yang mendasari dan sebagai sebab adanya manusia, flora, fauna dan segala yang ada, sekaligus yang menjiwai segala sesuatu yang berwujud, yang keberadaannya tergantung pada adanya dzat itu. Ini dibuktikan dari ucapan Siti Jenar bahwa dirinya memiliki sifat-sifat dan secitra Tuhan/Hyang Widi. Namun dari berbagai penulis dapat diketahui bahwa bisa jadi benturan kepentingan antara kerajaan Demak dengan dukungan para Wali yang merasa hegemoninya terancam yang tidak hanya sebatas keagamaan (Islam), tapi juga dukungan nyata secara politis tegaknya pemerintahan Kesultanan di tanah Jawa (aliansi dalam bentuk Sultan mengembangkan kemapanan politik sedang para Wali menghendaki perluasan wilayah penyebaran Islam).

Dengan sisa-sisa pengikut Majapahit yang tidak menyingkir ke timur dan beragama Hindu-Budha yang memunculkan tokoh kontraversial beserta ajarannya yang dianggap “subversif” yaitu Syekh Siti Jenar (mungkin secara diam-diam Ki Kebokenongo hendak mengembalikan kekuasaan politik sekaligus keagamaan Hindu-Budha sehingga bergabung dengan Siti jenar). Bisa jadi pula, tragedi Siti Jenar mencerminkan perlawanan kaum pinggiran terhadap hegemoni Sultan Demak yang memperoleh dukungan dan legitimasi spiritual para Wali yang pada saat itu sangat berpengaruh. Disini politik dan agama bercampur-aduk, yang mana pasti akan muncul pemenang, yang terkadang tidak didasarkan pada semangat kebenaran. Kaitan ajaran Siti Jenar dengan Manunggaling Kawula-Gusti seperti dikemukakan di atas, perlu diinformasikan di sini bahwa sepanjang tulisan mengenai Siti Jenar yang diketahui, tidak ada secara eksplisit yang menyimpulkan bahwa ajarannya itu adalah Manunggaling Kawula-Gusti, yang merupakan asli bagian dari budaya Jawa.

Sebab Manunggaling Kawula-Gusti khususnya dalam konteks religio spiritual, menurut Ir. Sujamto dalam bukunya Pandangan Hidup Jawa (1997), adalah pengalaman pribadi yang bersifat “tak terbatas” (infinite) sehingga tak mungkin dilukiskan dengan kata untuk dimengerti orang lain. Seseorang hanya mungkin mengerti dan memahami pengalaman itu kalau ia pernah mengalaminya sendiri. Dikatakan bahwa dalam tataran kualitas, Manunggaling Kawula-Gusti adalah tataran yang dapat dicapai tertinggi manusia dalam meningkatkan kualitas dirinya. Tataran ini adalah Insan Kamilnya kaum Muslim, Jalma Winilisnya aliran kepercayaan tertentu atau Satriyapinandhita dalam konsepsi Jawa pada umumnya, Titik Omeganya Teilhard de Chardin atau Kresnarjunasamvadanya Radhakrishnan. Yang penting baginya bukan pengalaman itu, tetapi kualitas diri yang kita pertahankan secara konsisten dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pengalaman tetaplah pengalaman, tak terkecuali pengalaman paling tinggi dalam bentuk Manunggaling kawula Gusti, yang tak lebih pula dari memperkokoh laku. Laku atau sikap dan tindakan kita sehari-hari itulah yang paling penting dalam hidup ini. Kalau misalnya dengan kekhusuk-an manusia semedi malam ini, ia memperoleh pengalaman mistik atau pengalaman religius yang disebut Manunggaling Kawula-Gusti, sama sekali tidak ada harga dan manfaatnya kalau besok atau lusa lantas menipu atau mencuri atau korupsi atau melakukan tindakan-rindakan lain yang tercela.

Kisah Dewa Ruci adalah yang menceritakan kejujuran dan keberanian membela kebenaran, yang tanpa kesucian tak mungkin Bima berjumpa Dewa Ruci. Kesimpulannya, Manunggaling Kawula-Gusti bukan ilmu melainkan hanya suatu pengalaman, yang dengan sendirinya tidak ada masalah boleh atau tidak boleh, tidak ada ketentuan/aturan tertentu, boleh percaya atau tidak percaya. Kita akhiri kisah singkat tentang Syekh Siti Jenar, dengan bersama-sama merenungkan kalimat berikut yang berbunyi : “Janganlah Anda mencela keyakinan/kepercayaan orang lain, sebab belum tentu kalau keyakinan/kepercayaan Anda itu yang benar sendiri”. Sidang para Wali Sunan Giri membuka musyawarah para wali. Dalam musyawarah itu ia mengajukan masalah Syeh Siti Jenar. Ia menjelaskan bahwa Syeh Siti Jenar telah lama tidak kelihatan bersembahyang jemaah di masjid. Hal ini bukanlah perilaku yang normal. Syeh Maulana Maghribi berpendapat bahwa itu akan menjadi contoh yang kurang baik dan bisa membuat orang mengira wali teladan meninggalkan syariah nabi Muhammad. Sunan Giri kemudian mengutus dua orang santrinya ke gua tempat syeh Siti Jenar bertapa dan memintanya untuk datang ke masjid. Ketika mereka tiba, mereka diberitahu hanya ALLAH yang ada dalam gua.Mereka kembali ke masjid untuk melaporkan hal ini kepada Sunan Giri dan para wali lainnya. Sunan Giri kemudian menyuruh mereka kembali ke gua dan menyuruh ALLAH untuk segera menghadap para wali. Kedua santri itu kemudian diberitahu, ALLAH tidak ada dalam gua, yang ada hanya Syeh Siti Jenar. Mereka kembali kepada Sunan Giri untuk kedua kalinya. Sunan Giri menyuruh mereka untuk meminta datang baik ALLAH maupun Syeh Siti Jenar. Kali ini Syeh Siti Jenar keluar dari gua dan dibawa ke masjid menghadap para wali. Ketika tiba Syeh Siti Jenar memberi hormat kepada para wali yang tua dan menjabat tangan wali yang muda. Ia diberitahu bahwa dirinya diundang kesini untuk menghadiri musyawarah para wali tentang wacana kesufian. Didalam musyawarah ini Syeh Siti Jenar menjelaskan wacana kesatuan makhluk yaitu dalam pengertian akhir hanya ALLAH yang ada dan tidak ada perbedaan ontologis yang nyata yang bisa dibedakan antara ALLAH, manusia dan segala ciptaan lainnya. Sunan Giri menyatakan bahwa wacana itu benar,tetapi meminta jangan diajarkan karena bisa membuat masjid kosong dan mengabaikan syariah. Siti Jenar menjawab bahwa ketundukan buta dan ibadah ritual tanpa isi hanyalah perilaku keagamaan orang bodoh dan kafir.Dari percakapan Siti Jenar dan Sunan Giri itu kelihatannya bahwa yang menjadi masalah substansi ajaran Syeh Siti Jenar, tetapi penyampaian kepada masyarakat luas. Menurut Sunan Giri paham Syeh Siti Jenar belum boleh disampaikan kepada masyarakat luas sebab mereka bisa bingung, apalagi saat itu masih banyak orang yang baru masuk islam, karena seperti disampaika di muka bahwa Syeh Siti Jenar hidup dalam masa peralihan dari kerajaan Hindu kepada kerajaan Islam di Jawa pada akhir abad ke 15 M.

Percakapan Syeh Siti Jenar dan Sunan Giri juga diceritakan dalam buku Siti Jenar terbitan Tan Koen Swie sbb:

Pedah punapa mbibingung, Ngangelaken ulah ngelmi, NJeng Sunan Giri ngandika, Bener kang kaya sireki, Nanging luwih kaluputan, Wong wadheh ambuka wadi. Telenge bae pinulung, Pulunge tanpa ling aling, Kurang waskitha ing cipta, Lunturing ngelmu sajati, Sayekti kanthi nugraha, Tan saben wong anampani.

Artinya:

Syeh Siti Jenar berkata, untuk apa kita membuat bingung, untuk apa kita mempersulit ilmu? Sunan Giri berkata, benar apa yang anda ucapkan, tetapi anda bersalah besar, karena berani membuka ilmu rahasia secara tidak semestinya. Hakikat Tuhan langsung diajarkan tanpa ditutup tutupi. Itu tidaklah bijaksana. Semestinya ilmu itu hanya dianugerahkan kepada mereka yang benar-benar telah matang. Tak boleh diberikan begitu saja kepada setiap orang.

Ngrame tapa ing panggawe Iguh dhaya pratikele Nukulaken nanem bibit Ono saben galengane Mili banyu sumili Arerewang dewi sri Sumilir wangining pari Sêrat Niti Mani . . . Wontên malih kacarios lalampahanipun Seh Siti Jênar, inggih Seh Lêmah Abang. Pepuntoning tekadipun murtad ing agami, ambucal dhatêng sarengat. Saking karsanipun nêgari patrap ing makatên wau kagalih ambêbaluhi adamêl risaking pangadilan, ingriku Seh Siti Jênar anampeni hukum kisas, têgêsipun hukuman pêjah. Sarêng jaja sampun tinuwêg ing lêlungiding warastra, naratas anandhang brana, mucar wiyosing ludira, nalutuh awarni seta. Amêsat kuwanda muksa datan ana kawistara. Anulya ana swara, lamat-lamat kapiyarsa, surasa paring wasita. Kinanti Wau kang murweng don luhung, atilar wasita jati, e manungsa sesa-sesa, mungguh ing jamaning pati, ing reh pêpuntoning tekad, santa-santosaning kapti. Nora saking anon ngrungu, riringa rêngêt siningit, labêt sasalin salaga, salugune den-ugêmi, yeka pangagême raga, suminggah ing sangga runggi. Marmane sarak siningkur, kêrana angrubêdi, manggung karya was sumêlang, êmbuh-êmbuh den-andhêmi, iku panganggone donya, têkeng pati nguciwani. Sajati-jatining ngelmu, lungguhe cipta pribadi, pusthinên pangesthinira, ginêlêng dadi sawiji,wijanging ngelmu jatmika, neng kaanan ênêng êning.

Pengalaman orang dalam periode pertama setelah kematian

Jan Vermeir

Teks ini dapat dianggap sebagai pelengkap sebuah artikel tentang "kamaloka, yang sudah muncul di" The Bridge "Nomor 6 (Desember 1994). Sejak, tentang masalah ini, adalah penting untuk memiliki beberapa wawasan ke dalam bagian-bagian yang berbeda dari esensi manusia, kita mulai penjelasan singkat tentang hal itu.

Menjadi Bagian
Manusia terdiri dari tujuh bagian penting, yaitu tubuh fisik, tubuh eterik atau bentuk stres-tubuh, tubuh astral atau tubuh jiwa, ego, diri rohani (tubuh astral spiritual), semangat hidup (tubuh eter spiritual) dan manusia jiwa (pola dasar dari tubuh fisik spiritual). Sejak tiga bagian yang terakhir hanya pada tahap awal mereka baru lahir dan hanya masa depan yang sangat jauh, pengembangan penuh mereka akan didirikan, kami membatasi diri dalam konteks ini, penjelasan singkat dari empat anggota pertama.
- Mineral, tanaman, hewan dan manusia memiliki tubuh fisik atau material, yang terdiri dari zat mineral.
Dengan kematian organisme hidup adalah tunduk pada proses fisik yang karakteristik mineral: organisme adalah tentang pembubaran dan menyelesaikan sendiri ke pedesaan sekitarnya.
- Tubuh eterik atau tubuh hidup, inkorporeal, memiliki kira-kira bentuk yang sama seperti tubuh fisik dan pervades kedua sepenuhnya dan pelihat dapat disaksikan. Semua makhluk hidup memiliki tubuh eterik (seperti pabrik misalnya), ia menyediakan proses fisiologis dalam tubuh fisik, seperti pertumbuhan, metabolisme, desain, pemeliharaan bentuk tertentu, dll ...
Dengan kematian organisme hidup adalah tubuh eterik di atmosfer udara umum.
- Hewan dan orang juga memiliki tubuh astral. Itu tidak penting, itu menembus tubuh fisik dan tubuh eterik, pelihat mengambil bahwa sebagai bentuk oval dalam dan di sekitar tubuh fisik. Karakteristik ini adalah bahwa hal itu membangkitkan sensasi seperti sakit, rasa sakit dan kesenangan, nafsu dan keinginan. Dalam tubuh astral manusia lebih berkembang daripada pada hewan, karena manusia juga memiliki emosi dan kehidupan batin batin membawa, kita bisa berbicara di sini bukan tentang tubuh "" tetapi "jiwa" (tubuh astral adalah kemudian dibagi menjadi tiga bagian: jiwa makhluk, intelektual atau pikiran dan jiwa kesadaran jiwa). Karakteristik tubuh astral juga impuls (karena tayangan dari luar) menyebabkan, pada hewan yang murni dorongan naluriah, sementara orang yang mereka telah sampai batas tertentu dapat mengontrol.
- Keempat bagian penting adalah "saya", dan yang memiliki semua makhluk hidup di bumi, hanya manusia. Dengan tindakan ego merupakan interaksi antara tiga yang lebih rendah dan tiga prinsip-prinsip yang lebih tinggi, terutama bertujuan untuk tubuh astral yang akan diangkat ke tingkat spiritual (spiritual diri). "Aku" adalah yang paling tersembunyi dalam diri manusia, abadi sifatnya pusat, yang membawanya dari inkarnasi ke inkarnasi. Hanya peramal itu terlihat - dan hanya secara tidak langsung - sebagai sebuah lubang kosong di aura astral dekat akar hidung. Seperti setiap orang tahu bahwa ia memiliki I-kesadaran, jadi dia tahu bahwa setiap orang yang sesama. Hal ini menyebabkan dia rasa moral yang masing-masing sesama manusia adalah setara dengan dirinya sendiri.
Apa yang penting aspek moral kasus untuk kehidupan setelah kematian, kita masih melihat lebih jauh dalam teks.


Waktu sekarat
Banyak yakin bahwa kematian adalah akhir mutlak keberadaan mereka dan akhirnya mereka tetap konsisten pada keyakinan mereka. Ada juga orang lain yang percaya bahwa kematian atau penghilangan sebagai individual, tetapi itu tetap sebagai semacam energi berubah di alam semesta akan terus, diam-diam yang terakhir masih berharap bahwa, meskipun tidak sebagai individu, dalam beberapa bentuk akan tetap abadi.
Sebuah ketakutan besar manusia akan menyita ketika saat kematian akan datang untuk menyadari bahwa ia individu yang selamanya dan selalu akan hilang. Tak seorang pun, namun, seperti tes itu, karena segera setelah kematian ketika manusia mengalami suatu pengalaman yang kepastian yang mutlak bahwa sebagai individu yang setelah kematian terus ada. Rudolf Steiner berbicara tentang hal ini di 1916/02/22 Leipzig (GA 168):


"Ketika kami telah membuat tubuh fisik kita, kita atas semua pengalaman, untuk kehidupan berikut seluruh antara kematian dan kelahiran kembali pengalaman penting ... ini adalah kebalikan dari pengalaman di kehidupan fisik. Di sini, di kehidupan di bumi, kita dapat dengan pengetahuan biasa kami rasa, bahwa kita tidak melihat ke belakang sampai saat kelahiran kita manusia pun bisa lahir sendiri ingat bahwa tidak mungkin ada kembali perapian.. Dia tahu hanya dia lahir, pertama karena ia mungkin telah diberitahu, dan kedua karena ia menyimpulkan bahwa semua orang yang datang kemudian dari padanya di dunia, bahkan lahir, melainkan pengalaman aktual kelahirannya, yang manusia tidak.
Kebalikan dengan pengalaman yang sesuai setelah kematian. Sementara kami langsung visi kita lahir dalam jiwa kita tidak pernah dapat panggilan selama kehidupan fisik, manusia dapat setiap saat dalam hidupnya antara kematian dan kelahiran kembali roh kembali ke waktu kontemplasi kematiannya. Sekarang kita dalam setiap kasus yang jelas bahwa saat kematian daripada dari sisi lain terlihat. Bumi dapat membunuh sesuatu yang menakutkan ketika mereka menari seperti dasawarsa, sebagai akhir dari perjalanan. Tapi ketika dari sisi lain, dari sisi spiritual terlihat kembali pada saat mati, maka kematian selalu dianggap sebagai kemenangan atas pikiran fisik. Karena kematian adalah sesuatu seperti hal, terbesar paling lezat, yang paling penting yang dapat kita alami. Dan api di atas dari pengalaman apa yang ego kita-kesadaran setelah kematian. Dan selama seluruh periode antara kematian dan kelahiran kembali yang kita alami ego kita-kesadaran dalam tingkat yang lebih tinggi daripada di sini di bumi. Tapi ini aku-kesadaran setelah kematian, kita tidak akan ada jika kita tidak bisa terus-menerus melihat ke belakang pada saat pikiran kita telah dipisahkan dari fisik. Saya punya satu bahwa kita, karena kita tahu bahwa kita sudah mati, karena pikiran kita telah dipisahkan dari tubuh fisik kita. Ketika kita berada di luar pintu gerbang kematian tidak bisa kembali mengelilingi kita mati sekarang, maka ego kita-kesadaran setelah kematian fisik sebagai kesadaran ego kita di bumi dalam tidur. Seperti yang terlihat dalam tidur, aku tahu apa-apa tentang kesadaran fisik, sehingga mereka tahu apa-apa setelah kematian dirinya sendiri, ketika salah satu tahu apa-apa saat ini sekarat. Saat ini berpengalaman sebagai salah satu yang paling lezat, sebagai salah satu pengalaman yang paling agung.
Anda lihat, sekarang kita harus menjadi akrab dengan itu benar-benar berbeda tentang dunia rohani untuk berpikir di luar dunia indra-fisik. Jika sekarang untuk mempermudah persyaratan akan tetap hanya untuk dunia fisik berlaku, Anda tetap bisa mendapatkan tidak ada kesadaran dari dunia rohani. Karena pokok setelah kematian, bahwa salah satu dari sisi lain terlihat kembali pada saat sekarat, supaya kita ego-kesadaran di luar gembira ...
Ketika kita antara kematian dan kelahiran kembali hidup, kita sebenarnya dengan kekuatan-kekuatan transendental yang melahirkan tubuh fisik kita, di mana saja di dunia, tidak hanya di tempat tertentu, yang masih kosong. Itu adalah ruang yang kami ambil di dunia fisik dalam kulit kita. Dan perhatian kita selalu tertarik pada kekosongan. Sementara kita melihat diri kita sebagai luar, menatap kami dalam sebuah kehampaan. Dimana kami sangat di tatapannya tetap kosong, tapi kekosongan yang kita mendapatkan pengalaman fundamental. Dalam kontemplasi dari kekosongan bukan hanya abstrak dalam kontemplasi, seperti yang kita di dunia fisik untuk tatapan hal, tapi ini kontemplasi dalam kekosongan ini disertai dengan pengalaman hidup batin yang kuat, sebuah pengalaman yang kuat bahwa kita telah selama seluruh hidup antara kematian dan pengalaman kelahiran kembali. Itu adalah perasaan saya di dunia untuk sesuatu, yang hanya saya bisa berada di sana. Saya merasa posisi saya di dunia. Saya merasa bahwa saya adalah batu bata di dunia, tanpa yang dunia tidak bisa eksis. Aku dalam kehampaan dalam cerobong asap, membuat saya menyadari bahwa saya adalah milik dunia ... "


The tablo memori
Dalam tubuh eterik, semua pikiran dan pengalaman dari seluruh kehidupan diselamatkan. Setelah kematian tubuh eterik memisahkan diri dari tubuh fisik, dan muncul semua pikiran dan pengalaman dalam tubuh eterik sekarang sekaligus sebagai pengingat hidup dari tablo hidup besar jiwa manusia. Tubuh eterik masih terhubung dengan tubuh astral dan ego, tapi koherensi yang secara bertahap hilang (yang memakan waktu sekitar 3-4 hari), karena tubuh eterik kita tidak membantu, karena beberapa cenderung berpikir, tetapi untuk memasukkan dalam umum eter substansi. Tapi kemudian kami menatap ke atmosfir eter terus menerus selama apa yang pernah menjadi bagian dari kehidupan kita, dan selama seluruh waktu kehidupan kita antara kematian dan kelahiran kembali:


"Itu membuat tubuh eterik dari rilis kami. Tubuh eterik sampai saat itu di dalam diri kita, diharapkan sekarang dari luar, maka semakin besar dan lebih besar dan tenun dalam - itu sebenarnya istilah yang benar - di dunia spiritual di mana kita telah memasuki Sekarang ada dunia ini spiritual yang lubang kosong yang telah Kukatakan, yang tetap disimpan.. Dan di sini itu tenun di tubuh eterik di alam semesta dan bergoyang lebih jauh lagi.
Dalam semua kasus saya fenomena ini secara luas telah mampu, Aku datang untuk percaya bahwa itu akan salah untuk percaya bahwa kita hidup antara kematian dan kelahiran kembali ini tubuh eterik yang terjalin di umum mental
dunia tidak akan melihat. Kami melihatnya seperti biasa. Selalu terpancar dari kita, itu adalah bagian dari dunia luar kita. Apa yang digunakan dalam tubuh eterik kita dalam diri kita adalah bahwa sekarang menjadi milik kita dunia luar. Karena kita adalah bawah cerobong asap. Dan ini penting bahwa kita mampu kontemplasi, untuk itu kita banyak dunia spiritual untuk memahami jika ada afinitas antara kami dalam kosmos tenunan tubuh eterik dan spiritual seluruh dunia luar. "


.
Kamaloka


Jan Vermeir


Kamaloka adalah komposisi dari dua kata India, "kama" dan "loka" masing "Hasrat" dan "berlindung" berarti. Kamaloka sehingga dapat diterjemahkan sebagai "tempat keinginan." Ini adalah hal yang sama seperti "api penyucian" dalam terminologi Kristen. Yang dimaksud dengan "api penyucian" adalah: pembersihan Anda menonaktifkan atau menghapus api, yaitu oleh api. Demikian pula, Latin "api penyucian" atau "membersihkan" konten yang sama. Ini bisa menjadi bulan-"panggilan, karena jiwa-jiwa selama periode kamaloca mereka tinggal di ruang antara bumi dan orbit akhir bulan mengelilingi bumi menjelaskan.
Ketika berbicara tentang kamaloka atau api penyucian, mereka biasanya berbicara tentang penderitaan jiwa, atau dalam istilah anthroposophical untuk mengekspresikan tubuh astral setelah kematian fisik untuk menjalani. Ini hanya sebagian benar karena tidak akan semua malapetaka dan kesuraman bahwa jiwa harus bertahan, seperti yang akan terlihat. Ada sebagai orang yang berbeda sebanyak kamalokatoestanden jiwa tinggal di kamaloka, setiap jiwa pengalaman pribadinya sendiri terikat.
Sejumlah jiwa, Rudolf Steiner petualangan di spiritual kamaloka penelitian ilmiah, dan dari temuan itu, ia telah disuling beberapa karakteristik kunci. Utama dari mereka berada di bawah diskusi.


Tinggal berapa lama jiwa di Api Penyucian?
Gereja Katolik memberitahu kita bahwa jiwa manusia yang lebih pendek atau lebih lama di api penyucian harus tinggal karena mereka kurang atau lebih dosa pada batu tulis dia adalah, tinggal di api penyucian dapat menjadi sangat singkat, mungkin hanya beberapa hari tapi kadang-kadang abad sementara ...
Tapi Rudolf Steiner memiliki penjelasan lain: sebagai aturan jiwa tinggal di sana selama durasi waktu yang dihabiskan selama kehidupan duniawi telah tertidur, sekitar sepertiga dari panjang bumi. Imajinasi adalah perapian pelihat, katanya, bagaimana kita manusia saat tidur setiap malam semua pengalaman apa yang kita pada hari-hari terakhir dilakukan, merasa dan berpikir, tetapi dalam urutan terbalik, mulai dengan kita hidup sehingga petualangan terakhir hari itu, maka sebelumnya, maka hal-hal yakin dll .., sedangkan knot hal yang kita menetapkan pertimbangan nilai moral, sehingga kita seolah-olah pengadilan moral kita sendiri yang mundur dalam kehidupan. Ketika kita bangun, yang kita tidak lebih sadar dari mereka.
Setelah kematian kami buat selama kami tinggal di kamaloka lagi dengan apa yang kita alami setiap malam, juga dalam urutan terbalik, sehingga hanya semalam keberadaan duniawi kita, daripada yang terakhir, daripada sebelumnya, sampai akhirnya kami, di akhir waktu pemurnian, kelahiran fisik kita tiba. Jumlah dari semua malam dengan demikian kira-kira sepertiga dari waktu yang telah kita lakukan selama di bumi ini. Dalam kamaloka kami tidak tidur karena kami sangat menyadari semua hal yang kita alami sebagai kita hidup jauh lebih sadar daripada di Bumi selama negara terjaga, dan bahwa lembaran kita diri kita sebagai penilaian moral manusia.


Sekitar dua dasar pengalaman jiwa di kamaloka
Setelah tiga sampai empat hari memisahkan tubuh eterik sangat tergantung pada tubuh astral dan ego. Hanya sebuah ekstrak dari tubuh eterik, di mana semua pengalaman masa lalu hidup adalah "kompresi", tetap terhubung ke tubuh astral dan ego. Ini akan mengambil peran dalam menentukan masa depan karma dari inkarnasi berikutnya.
Selama dia tinggal di kamaloka membuat jiwa dua pengalaman mendasar: mereka harus terlebih dahulu semua hasrat sensual semata-mata untuk melupakan urusan duniawi, dan kedua, itu secara moral berhadapan dengan semua perbuatan yang baik dan buruk, perasaan dan pikiran tentang kehidupan masa lalu di bumi .


1) Kebiasaan untuk mendapatkan keinginan sensual
Sejumlah kebutuhan primer seperti makanan dan minuman yang diperlukan untuk tubuh fisik untuk mempertahankan. Pada kematian ini musim gugur yang lalu, juga cara hidup. Tapi dari semua hal selama keberadaan kita di dunia kenikmatan sensual yang disediakan sebagai idaman untuk makanan lezat dan minuman, dorongan seksual, kecanduan stimulan apapun juga untuk terus hidup keinginan, yang tetap ada setelah kematian adalah waktu dalam tubuh astral kita hadir. Sebagai contoh, di Rudolf Steiner pernah berkata kepada salah seorang kenalannya hari, banyak liter bir setiap oleh saluran tenggorokan, atau berapa banyak dia haus dia minum bir banyak. Untuk yang laki-laki itu menjawab: "Bukan karena aku minum bir keluar dari antusiasme, dan ketika Aku haus, aku minum air". Karena tubuh hanya membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti lapar dan haus, sehingga keinginan yang tidak di dalam tubuh tapi jiwa bawah. Dan ketika tubuh dibuat setelah kematian, dari yang mengidam masih dalam jiwa, tetapi tidak adanya tubuh fisik tidak dapat lagi puas. Itu harus menyapih jiwa di kamaloka, dalam "tempat pembakaran keinginan.
Keinginan yang biasanya akan menghilang dari jiwa pada akhir waktu pemurnian, tetapi ada dorongan kuat dari misalnya keinginan sebelumnya tidak bersalah untuk makanan dan minuman.
Rudolf Steiner berbicara sangat eergierige antara orang-orang lain, kerajaan-pembangun, yang bertujuan untuk lakukan adalah selalu dalam hubungan dan yang memiliki nilai terbesar mereka untuk selalu dan di mana-mana mendengar. ketegasan seperti mengikat jiwa untuk waktu yang lama atmosfir bumi, periode kamaloca berlangsung lebih lama dari biasanya untuk jiwa-jiwa. Dan sejauh ini, katanya, sebagian besar adalah melalui media yang meragukan dan clairvoyants "mengungkapkan" adalah tentang orang-orang melalui pintu gerbang telah mati, bukan tentang masyarakat itu sendiri, tetapi pada ballast astral yang belum mencobanya.


2) Evaluasi kamaloka moral di bumi kita.
Aspek lain dari waktu pemurnian, kita menghadapi konsekuensi perbuatan kita yang baik dan buruk, pikiran dan perasaan telah membawa. Contoh: Selama hidup, kita pernah mengejek orang yang tak berdaya melawan. Jika sekarang kita kamaloka, untuk menurun tiba dengan waktu kita mengolok-olok orang-orang bermobil, kita mengalami tidak menemukan kembali jenis nafsu yang mengejek kita ketika diberikan, tapi kita merasa bukan rasa sakit dan ketidakberdayaan yang lain pagar ketika dihadapi oleh kita, dan kedua, kami merasakan rasa terima kasih dari orang yang menertawakan kami, dan pertahanan yang telah dimasukkan.
Di sini di bumi menyatakan paus lainnya dan suci demi orang lain saya tidak tahu mengapa, itu tradisi. Tapi di sana, tidak ada paus, ada makhluk rohani dan kami tak terelakkan ke rincian terkecil dengan fakta-fakta yang sebenarnya pada tombol hidung, mereka membuat kita mengerti bagaimana kita hidup dalam arti moral, dan melalui mereka kami datang ke
memahami apa yang kita sebagai manusia telah benar-benar layak. Dan sering memang benar, jika ada sana tanah, bahwa kami bisa merangkak ke tanah malu murni untuk diri kita sendiri. Dan kemudian ada tuduhan bahwa kita sendiri diatur untuk ketidakadilan yang telah kita lakukan, dan ketidakberdayaan yang kita alami karena dalam dunia rohani tidak mungkin untuk apa pun dari kesalahan kami untuk memperbaiki kesalahannya, namun banyak kita akan juga inginkan. Tapi pada sumur yang sama di dalam jiwa kita dan niat insentif yang kuat untuk berinvestasi di masa depan untuk membuat kesalahan yang kita lakukan dalam kehidupan duniawi kita. Dalam hal ini, kata Rudolf Steiner di Wina pada 1910/3/19 (GA 119):


"Ketika orang itu merasa rasa sakit yang telah dilakukan kepada orang lain ketika ia meninggal setelah mengalami sakit, maka ia merasa bahwa sebagai hambatan dalam perkembangannya. Dalam jiwanya dia mengalami sesuatu seperti apa yang saya akan menjadi, Jika saya menggunakan penderitaan lainnya ini tidak dilakukan? Karena aku, utuh saya menjadi kurang sempurna sekarang daripada ketika saya menderita tidak dilakukan - Dan. sehingga orang menyadari bahwa semua kesalahan, kebohongan, hal-hal yang dibenci di nya lingkungan telah menyebar, bahwa hambatan dalam perkembangannya, bahwa ia sendiri hambatan di jalan kesempurnaan yang telah dibuat - Dan. ada suatu kekuatan dalam jiwa manusia, yaitu bahwa orang di negara bagian di mana dia hidup antara kematian dan kelahiran kembali, keinginan dan menetapkan dorongan dari catatan kepada mereka kendala dari kendala. Itu berarti salah satu gerakan mundur, inklusi impuls dalam kehidupan berikutnya lagi untuk membuat, mengatur ulang untuk membawa apa yang kita sendiri hambatan ditempatkan di jalan Itu sebabnya kita tidak harus percaya bahwa apa yang kita alami hanya akan menderita.. Penderitaan dan kekurangan yang pasti, dan itu menyakitkan bila kita memiliki segala sesuatu yang kita sendiri sudah disebabkan pada
jiwa dimuat melihat, namun kami sangat senang karena kita begitu alami, karena kita hanya karena kekuasaan dapat memperoleh untuk dapat hambatan dari hambatan Dan menambahkan semua impuls. bahwa kita dalam waktu pemurnian catatan, bekerja sama, dan ketika kita kembali sampai awal kehidupan terakhir kita, kita memiliki total momentum besar berkumpul dalam diri kita sebagai dorongan besar hidup dalam kehidupan baru ke dalam kehidupan yang akan datang dalam segala hal apa yang diketik dalam kalimat yang baik menjadi tidak meyakinkan. Jadi, dengan kekuatan kehendak kita di masa depan untuk digunakan untuk semua ketidakadilan yang adil dan membenci dan jahat yang telah kita lakukan, penyelesaian dapat dicapai dengan gaya ini Kami dilengkapi pada akhir waktu pemurnian. Manusia yang agak bisa membayangkan mendapatkan kekuatan itu, ketika ia dan cara pengalaman diri sendiri, apa yang menyebabkan penyesalan dia ketika dia memikirkan kembali apa yang dia beberapa orang telah dilakukan, tetapi yang terakhir tetap dalam hidup hanya dengan berpikir kreatif Sebuah dorongan kuat adalah, dalam waktu pemurnian antara kematian dan kelahiran kembali.. Dan dengan dorongan kreatif, orang itu sekarang memasuki wilayah baru dalam semangat sejati dunia .. .


.
Hadir di kehidupan luar biasa dalam kamaloka


- Perasaan tidak nyaman kadang-kadang bisa mengejutkan kita membayangkan apa yang mati yang kita cintai di akhirat harus berpikir tentang kita ketika kita telah sekali lagi melakukan sesuatu yang salah.
- Ketika kita membenci seseorang yang tahu almarhum sendiri selama hidup-Nya di bumi, apa pengalaman yang sudah mati?
- Bagaimana jika kita di bawah sadar kita kebencian terhadap seseorang yang memiliki dibudidayakan, memiliki implikasi bagi mereka yang membenci dari manusia setelah ia meninggal?
- Apakah kita memiliki penghinaan untuk seseorang, dan ketika orang itu meninggal, kita sama-sama bisa membencinya bahkan setelah kematiannya?
Pada pertanyaan ini, berikut adalah beberapa kutipan dari Steiner kuliah diadakan di Zurich pada 1916/3/12 1913/3/10 (GA 168) dan di Strasbourg pada (GA 140).


"Jika kita di dunia fisik, hadiah itu untuk selalu melihat bagaimana Lucifer dan Ahriman dari orang yang bekerja, kita akan melakukan berbeda tentang orang hakim. Bukan berarti kita kurang kritis sehingga harus demikian, karena kita harus, ketika Kami tidak orang hakim, meskipun tidak laki-laki, tapi Ahriman dan melawan Lucifer. Tapi orang ke orang, kita jauh akan toleran. toleransi ini harus satu yang di dunia roh hidup dalam waktu antara kematian dan kelahiran kembali , baik terhadap makhluk-makhluk yang bersamanya di dunia spiritual, dan terhadap orang-orang yang sebagai manusia telah diwujudkan dalam sebuah tubuh fisik Dan itu hanya milik orang esensi melalui gerbang kematian. sudah pergi, bahwa dia sendiri ini toleransi yang selalu doorschouwt: Lucifer dan Ahriman telah ini atau yang berbagi seseorang. Dia tidak mengatakan itu adalah orang jahat yang mengikuti keinginan jahat, tapi dia doorschouwt: bahwa porsi Lucifer. Dia tidak mengatakan ini adalah orang yang marah, tapi ia mengatakan ia adalah kesalahan hakim Ahriman Jadi orang yang tinggal antara kelahiran dan kematian .... "


"Ini memberikan orang mati yang sangat cerdas, ketika orang-orang yang telah dikenal di bumi ini untuk keluarga lain ning buffer. Kami berasumsi bahwa kami memiliki orang yang juga terhubung dengan orang mati, dari toedragen antipati pribadi khusus benci, benci itu menyebabkan kesedihan yang luar biasa atas orang mati dengan siapa kita berkomunikasi, dan selalu menjadi kebencian sebagai pedang, seperti pedang menusuk sebagai tombak melawan dia yang ditekan pertama oleh mati yang harus diatasi bila orang buta mendekati kita, dan bahwa dia harus lakukan karena ia terhubung dengan kami. "


"Itu instruktif untuk dicatat bagaimana kebencian antipathiegedachten setidaknya pemikiran atau pekerjaan, bahkan jika tidak muncul kesadaran penuh!
Ada guru sekolah yang biasanya berdiri sebagai sebuah reputasi yang keras, yang tidak kasih sayang murid muda mereka toehalen - lahir di sana, karena agak bersalah antipati dan pikiran kebencian. Ketika, sebagai guru meninggal, kita melihat bagaimana oleh pikiran tersebut, karena mereka tetap, untuk niat baiknya mengalami hambatan dalam dunia spiritual. Si anak, orang muda, menunjukkan ada sering tidak menyadari bahwa ia meninggal seorang guru tidak perlu membenci, tapi tentu dia tetap pikiran-pikiran oleh akal permanen, guru yang telah menyiksanya. Dan banyak orang mengalami wawasan seperti tentang interaksi antara hidup dan mati.


"Jiwa, yang secara teratur untuk bertanya pada diri sendiri, akan dalam diri mereka mendirikan berikut - dan saya yakin bahwa dalam jiwa begitu banyak: kami akan setuju kepada orang itu atau orang lain membenci mengakui pada dirinya sendiri bahwa Dia tidak menyukai untuk orang itu, atau telah meninggalkan.
Ketika itu orang yang dibenci oleh seseorang atau tidak suka ia telah menghadapi, sekarang sekarat - Saya percaya bahwa banyak jiwa yang pada pengetahuan mereka sendiri - rasanya orang dalam kehidupan benci, atau enggan memilikinya, ia merasa bahwa jika dia kematian yang lain tahu bahwa dia tidak lagi orang dengan cara yang sama bisa membenci atau tidak suka tidak lagi dapat mempertahankan. Dan jika benci terus kubur, lalu mendapatkan jiwa peka rasa malu telah seperti kebencian yang seperti enggan terus ke liang kubur. Perasaan, bahwa banyak jiwa, kini dapat diamati oleh peramal. Orang bisa belajar pada pertanyaan: Mengapa jiwa dari ini rasa malu terhadap kebencian atau kebencian, dan bukan orang lain tahu kebencian ini?
Ketika pria psikis, yang melewati gerbang kematian telah pergi, di sana di dunia spiritual berikut, dan dari sana perhatiannya berfokus pada jiwa yang masih di bumi ini, tampak bahwa secara umum jiwa meninggal, yang sangat jelas observasi, sensasi yang sangat jelas tentang kebencian dalam jiwa. Untuk melakukan ini, karena itu adalah gambar untuk meringkas: tahta mati benci. Hal ini bisa sangat tepat melihat sang peramal, bahwa melihat mati kebencian tersebut. Tapi kita juga dapat menentukan apakah suatu kebencian untuk berarti mati. Yaitu yang menciptakan kendala bagi orang mati untuk niat baik dalam pengembangannya, rintangan yang satu dapat membandingkan hambatan yang menghalangi kita dari tujuan luar di bumi untuk mencapai. Itu adalah kebenaran dalam dunia spiritual, orang mati benci pengalaman sebagai hambatan untuk niat baik dan terbaik. Dan sekarang kita mengerti mengapa jiwa yang sensitif, bahkan pemilik benci mati dalam hidup: karena mereka mengalami rasa malu, kalau orang membenci mati. Siapa yang tidak peramal tahu, walaupun bukan apa yang sebenarnya terjadi, tapi seolah-olah jiwanya ia berbisik bahwa ia sedang diawasi, dia merasa orang mati beholds kebencian saya, ya, kebencian ini baginya bahkan penghalang bagi nya niat baik. - Banyak rumah memiliki perasaan jauh di dalam jiwa manusia, yang dapat dipahami ketika seseorang sampai ke dunia rohani dan spiritual dengan mempertimbangkan fakta, bahwa perasaan yang substantif. Sebagai salah satu dari banyak hal di bumi dengan tidak secara fisik dipukuli untuk menonton, atau seperti hal-hal tertentu kita tidak tahu apakah mereka sedang diawasi, jadi jangan membenci Anda setelah kematian, ketika seseorang sadar aku sudah mati yang diamati. Tetapi cinta dan simpati bahwa kami toedragen mati yang berarti bagi orang mati sebenarnya cahaya dalam hidupnya, mereka mengatasi kendala dalam perjalanan. Apa yang saya katakan sekarang, bahwa hambatan kebencian berada di luar dan cinta dari jalan membersihkan, tidak ada hubungannya dengan menghilangkan karma, sama seperti di bumi, banyak hal terjadi bahwa kita tidak dapat langsung dihubungkan ke karma. Ketika kaki kita melawan batu, kita tidak harus selalu atribut karma, tetapi tidak sedikit karma moral. Demikian juga, tidak konsisten dengan karma, di mana orang mati diterangi oleh cinta ia merasa dari bumi terhadap aliran, atau ketika ia menghadapi hambatan untuk membangun niat baiknya. ".


Pengalaman jiwa materialistis yang berpikiran selama waktu pemurnian
Dalam kamaloka orang mati dengan jiwa-jiwa lain, terlepas dari apakah mereka yang masih di bumi atau sudah melewati gerbang kematian maju, menjalin hubungan, tetapi hanya dengan orang-orang yang ia dalam yang terakhir atau dalam inkarnasi sebelumnya telah karma adalah. Dan itu tidak ada nomor kecil, ketika orang itu telah melalui banyak inkarnasi. Orang mati memiliki jiwa-jiwa lainnya bahkan lebih ikatan intim dalam kamaloka di bumi, karena ia belajar sebagai laki-laki tahu apakah dia dalam pikirannya sendiri. Tapi selain dari ikatan karma yang ada antara jiwa harus sudah ada, ada kondisi yang diperlukan untuk transaksi kamaloka dengan jiwa-jiwa lain untuk menjadi: ketika orang mati berhubungan dengan jiwa, apakah yang terakhir masih di bumi atau bahkan mati, mereka berdua memiliki jiwa, atau setidaknya memiliki salah satu dari mereka, selama hidup mereka di bumi pada tingkat tertentu telah mengabdikan perasaan religius atau spiritual dan pikiran, dan dengan demikian bahkan tidak setuju dengan ilmu spiritual atau Anthroposophy untuk pergi. Di sini di bumi kita secara bertahap belajar untuk beradaptasi dengan kondisi fisik dan hukum, kita belajar segala macam hal yang berhubungan dengan dunia fisik, dalam jangka pendek, kita menemukan jalan kita di bumi.
Dalam dunia spiritual, namun ada semua hukum lain, ada ada spiritualitas. Dan spiritualitas, kita tidak belajar bahwa kita hanya bisa mengirim di bumi, dan kita mati kita membawa bersama ke dunia spiritual. Misalkan selama hidup kita di dunia kita tidak pernah berurusan dengan hal-hal rohani, kita tidak dapat menemukan jalan kita di dunia rohani, karena kita tidak tahu tentang kehidupan rohani yang ada di sana. Satu-satunya hal yang kita alami ketika kita mati dan kenangan kehidupan duniawi kita, bahwa kita bisa melihat kembali pada atmosfer udara. Kita bahkan tidak bisa melihat jiwa-jiwa di bumi kita sudah tahu (atau jika mereka membiarkan dalam hal-hal transendental), meskipun di sekitarnya langsung kita dapat tetap hidup. Jadi, kami tinggal di sana dalam keheningan lengkap.
Orang-orang dengan sikap benar-benar materialistis, atau bahkan fanatik ateis, yang penolakan radikal transendental, tumbuh di nomor telepon, dan dengan konsekuensi besi mereka tetap setia sampai mati untuk pendapat mereka, atau, seperti yang kadang-kadang berkata: mereka tetap "materialis ke dalam peti mati."
Rudolf Steiner bercerita tentang seorang laki-laki dengan gerbang kematian telah pergi. Meskipun mungkin orang yang sepanjang hidupnya setia menyelesaikan tugas-Nya di dunia, telah baik ia maupun keluarganya pernah mencoba untuk bermain hal-hal alam rohani. Kita dapat mengekstrak hakim khusus berikut pada penderitaan bahwa manusia menjadi spiritual dunia telah mengalami (membaca di Linz pada 26/01/1913, GA 140):


"Orang dapat dengan mudah percaya bahwa kehidupan setelah kematian tidak ada hubungannya dengan hidup di sini dalam tubuh fisik, tetapi pada pemeriksaan lebih dekat memiliki banyak pekerjaan. Yang membuat kita terutama ketika kita melihat bahwa semua jiwa melewati gerbang kematian hilang, dan menggali hubungan mereka dengan jiwa-jiwa yang masih dalam tubuh fisik. Mari kita ambil kasus tertentu ke dalam rekening.
Ada satu orang meninggal, adalah dengan pintu gerbang kematian, dan punya istri dan anak-anaknya tertinggal. Beberapa saat setelah melewati gerbang kematian adalah lanjutan, adalah mungkin bagi seseorang dalam dunia spiritual dapat perapian, di jiwa untuk menemukan ada. Sebenarnya itu benar-benar menyedihkan bahwa jiwa-jiwa harus pergi ke sana. jiwa ini meratapi istri dan anak-anak mereka harus pergi. Ini kira-kira dalam kata-kata berikut ini disajikan - di sini aku memang harus mengatakan bahwa apa yang jiwa, dalam kata-kata duniawi untuk berpakaian, tapi itu hanya cara penyajian pidato adalah sedikit berbeda, karena seseorang tidak bisa tentu saja dengan kata-kata duniawi suara tampilan mati, seseorang harus menerjemahkan -: Ketika saya tinggal bersama mereka aku meninggalkan di belakangku, dan ketika saya ketika saya masih hidup, mereka terugzag malam hari setelah saya bekerja saya telah melakukan, itu reuni mereka kepada saya untuk seperti sebuah sinar matahari. Semua yang saya alami di pihak mereka, merupakan penghiburan bagi saya ketika hidup menyakitkan fisik saya. Ketika aku tidak membayangkan bahwa saya akan tanpa istri dan anak-anak untuk hidup. Semuanya saya secara fisik dalam hidupku aku tinggal dengan mereka, aku bisa ingat, aku tahu bahkan sekarang. Tapi ketika aku terbangun lagi setelah kematian di dunia rohani, istri saya dan anak saya tidak bisa menemukannya. Mereka tidak ada untuk saya, hanya kenangan saat itu adalah, sekarang mereka pergi untuk saya. Aku tahu bahwa mereka berada di atas bumi, tetapi jiwa sejati mereka, bahwa apa yang dia pagi hingga malam berpikir, merasakan dan bersedia, aku tahu apa-apa tentang. Mereka yang sayang padaku Aku tidak lagi, meskipun saya masih menemukan begitu banyak!
Itu memang pengalaman nyata, tetapi tidak sedikit pengalaman yang sudah sangat banyak jiwa, yang kini menjadi pintu gerbang kematian, membuatnya ini ...
Dengan hanya melihat dunia luar untuk dapat fokus tidak tahu isi dari gain dunia spiritual. Hal ini dapat hanya karena mencerminkan di kedalaman jiwanya. Tapi banyak dapat tidak, jiwa-jiwa tersebut seperti di keluarga, yang saya baru saja dibuat. Ayah keluarga tinggal di dunia rohani yang kita tinggal di daerah antara kematian dan kelahiran kembali, ia merindukan pertemuan dengan jiwa-jiwa yang telah begitu lama hidup bersama, tetapi baginya jiwa-jiwa seperti itu diselesaikan. Mengapa? Karena jiwa-jiwa ada konten rohani dipelajari, karena mereka kemudian hanya selama mereka berada dalam daging dapat dilihat. Dia merindukan agar tahu sesuatu tentang jiwa-jiwa yang digunakan untuk menjadi sinar matahari yang telah. Dan pelihat yang mengenal orang ini sebelum ia pergi melalui pintu gerbang, dia tidak bisa memberikan kenyamanan khusus. Ini penghiburan dalam manfaat kasus itu dusta, karena penghiburan harus telah membaca: menunggu dengan sabar, bagi jiwa-jiwa yang sekarang seperti yang Anda mengusap, akan datang setelah Anda. Kemudian mereka akan kembali untuk Anda, karena mereka di bumi untuk Anda. - Tapi itu tidak akan pernah sepenuhnya benar, karena jiwa tidak sedikit untuk kepentingan setiap lantai atau dalam kehidupan rohani. Ketika mereka berpaling melalui pintu gerbang langkah kematian, mereka juga akan mendambakan pertemuan dengan jiwa-jiwa, yang mempengaruhi kehidupan fisik mereka berhubungan, karena banyak kendala yang ada, jika tidak ada impuls spiritual dalam jiwa-jiwa tersebut menemukan adalah.
Kita sekarang sedemikian siklus pengembangan kemanusiaan, di mana jiwa-jiwa di kehidupan fisik suara semangat untuk belajar. Di sini kita memperoleh pengetahuan tentang dunia yang lebih tinggi, apa yang kita dalam arti sebenarnya dari kata tersebut disebut anthroposophy, yang membenci apa banyak jiwa hari ini. Dalam kebenaran ini adalah bahasa kita harus berbicara setelah kematian, jika kita dalam arti sebenarnya dari dunia spiritual untuk diri sendiri, seperti kita bodoh memasuki dunia spiritual, jika kita tidak belajar bicara bahasa ini. Setelah kematian kita tidak bisa mengambil apa yang kita di sini berbicara tentang anthroposophy atau ilmu spiritual harus belajar. Apakah pada ayahnya di bumi dengan keluarganya dalam ilmu spiritual diduduki, ia pengalaman akan setelah kematian benar-benar berbeda, suatu kesadaran yang berbeda memiliki: Aku bisa jiwa ada [pada rasa] bumi, walaupun saya masih kesenjangan harus terpisah dari mereka, namun akan bangkit kembali ke dunia ini dan kita akan menemukan satu sama lain di sini karena kita berbagi bahasa spiritual umum. - Jika tidak, bagaimanapun, ia tidak akan bersama mereka sehingga bersama-sama, seperti dalam cara yang tepat harus dilakukan setelah kematian, ia akan memberi mereka hanya mendekati, karena orang-orang di bumi bertemu orang-orang yang bodoh, yang ingin berkomunikasi dan tidak bisa, yang benar-benar tidak mampu membuat diri mereka terdengar.
Tentu saja, seseorang dapat mengakui bahwa kebenaran yang tidak menyenangkan seperti mendengar bahwa kedengarannya tidak menyenangkan bagi banyak orang hari ini.
Tapi kebenaran dari titik tersebut adalah bahwa hal itu benar, bukan yang kedengarannya tidak simpatik. ".


(Suplemen untuk artikel ini dalam Bridge 44)

Bagaimana kita dapat membantu orang mati


Jan Vermeir


Klip terakhir menunjukkan bahwa jiwa-jiwa di kamaloka jika ingin mendambakan untuk tetap berhubungan dengan orang yang dicintai yang mereka butuhkan untuk pergi, tetapi harus tinggal di sini sekarang dan kemudian dengan hal-hal transendental terlibat. Lalu kita bisa membunuh sangat membantu.
Ketika kita, dan ini adalah hari-hari di sekitar Semua Orang Kudus sangat cocok untuk kuburan atau guci berdiri seorang pria yang sayang kepada kami, dan diam-diam Daar sini tinggal hover over pikiran kita untuk berbicara dengannya. perasaan Egois, seperti teriakan "oh, kita yang tercinta tetapi masih di antara kita ...", tidak membantu orang mati, beberapa meratap mencegah dia bahkan dalam niat baik bahwa ia telah diusulkan dalam kamaloka. Juga ide-ide abstrak membantu, karena mereka tidak mengerti akan mati. Apa yang membantu, pikirannya dengan kita dalam segala hal yang menyenangkan dari pemikiran mati, ketika kita memiliki sesuatu yang kita lakukan dengan orang mati telah berpengalaman dalam sebuah saran gambar beton dan tajam, dan sementara kita untuk mengingat apa yang dia katakan kami bagaimana bunyi suaranya, apa yang menggerakkan dia mengambil, dll, yang kemudian mengalir untuk menunjukkan mati, ia "melihat" pikiran kita.
Bahkan kita sebenarnya bisa melakukan sesuatu untuk orang mati untuk meringankan penderitaan mereka, pemurnian atau periode waktu ketika lebih lama dari normal ke atmosfir bumi tetap terikat. Dalam presentasi yang dibuatnya di Munich pada 1913/3/12 (GA 140) Rudolf Steiner memberikan beberapa contoh:


"Orang tidak bahkan selalu berpikir bahwa jiwa-jiwa tersebut melalui motif dasar murni - walaupun dalam banyak kasus - terikat ke bumi tetap, ini juga dapat dilakukan dengan perasaan kecemasan tentang apa yang di bumi telah meninggalkan Peduli untuk teman-teman. , kerabat, anak-anak yang harus pergi, mungkin dalam arti sebagai beban untuk bekerja dan jiwa mencegah atmosfer bumi untuk mendapatkan Dan itu baik untuk menjadi kenyataan pada saat ini perhatian sekali didirikan, karena kita bahkan dalam. seperti Jika bantuan mati datang. Ketika kita tahu bahwa orang mati, misalnya, untuk beberapa alasan khawatir tentang seseorang yang dia telah meninggalkan - dan di sini satu sekitar dapat bahkan belajar banyak - itu untuk pengembangan lebih lanjut dari real almarhum kepadanya yang peduli untuk mengambil. Ini meningkatkan kehidupan orang mati, memang, ketika dia perhatian tersebut dihapus kepada anak ia bergantung telah pergi. Jika, oleh karena itu, melakukan sesuatu untuk anak ini, kemudian salah satu memang membutuhkan perawatan orang mati pergi, dan ini merupakan sebuah departemen cinta sejati Karena kita membayangkan situasi sebelumnya.. Orang mati telah benar-benar tidak memiliki sumber daya di tangan untuk secara efektif melaksanakan kekhawatiran untuk bebas, dari dunianya dia biasanya dapat berbuat apa-apa untuk memperbaiki kondisi hidup untuk meringankan anak yang kurang beruntung, keluarga atau teman, dan karena itu ia sering mengutuk - dalam banyak kasus memberikan penilik suatu perasaan yang sangat menyedihkan - untuk meningkatkan kepedulian tersebut begitu lama untuk memberikan kontribusi pada hidup terbelakang secara alami atau dengan memperbaiki kondisi tertentu. Jika kita sehingga mengambil tindakan untuk meningkatkan kondisi kehidupan, yang adalah tindakan benar cinta yang kita menunjukkan mati.
Ada bahkan sekarang sering melihat seseorang yang meninggal dalam kehidupan itu dimaksudkan untuk memiliki beberapa yang harus dilakukan. Yang mati tergantung pada niat ini. Kami membantu dia ketika kita mencoba untuk melakukan bagian kita, bagaimana kalau apa yang ia menyadari. Ini semua adalah hal-hal yang benar-benar tidak sulit untuk mengerti, tetapi bagaimanapun perhatian yang lebih lanjut harus diambil, mereka juga hal-hal yang sepenuhnya konsisten dengan pengamatan dari sang peramal. ".


Dari literatur (ditambahkan oleh François De Wit)
Jadi kita bisa membantu orang yang sudah meninggal setelah kematian adalah sesuatu di tempat untuk melakukan apa yang ia ingin lakukan tapi kematiannya tidak bisa lagi benar bahwa kita realiseren.Omgekeerd nasib suatu keluhan almarhum ketika kita melakukan sesuatu yang secara eksplisit Kami diminta untuk tidak melakukan. Kita menemukan contoh dalam cerita pendek oleh Rudyard Kipling, yang hidup sezaman dengan Rudolf Steiner: "Sebuah Sahib" War "(diterbitkan pada 1901).
Kami menerjemahkan bagian relevan bagi Anda. Pertama latar belakang beberapa.
Inggris telah menaklukkan benua India. Agar pemberontak, suku-suku terisolasi bermanfaat dan anak sungai di mana dia juga digunakan masyarakat adat yang dikenal dengan semangat bela diri mereka, misalnya. Sikh dan Ghurka yang itu.
Sekarang kaum kapitalis Inggris telah mata mereka di tambang emas Afrika Selatan dan mulai berperang melawan Boers. Dari cerita Kipling, kita belajar bahwa kekuatan kolonial Inggris tidak menyebarkan dalam perang melawan kulit putih. Dari perspektif India karena itu sebuah "Sahib" Perang ", Sahib adalah kata Hindu bagi Sir, itu identik dengan putih.
Meskipun Boers akhirnya terbukti tidak cocok terhadap Allah, mereka memberi kerugian Inggris masih relatif besar dengan taktik gerilya mereka. Cerita sekarang:
Seorang tentara Inggris dan teman dadanya, seorang Sikh yang lebih tua, baik pejabat, perjalanan dari India ke Afrika Selatan untuk memerangi Boers. Menjadi Sahib 'bingung, Sikh tidak direkrut sebagai prajurit, tetapi karena mereka tidak bisa dipisahkan (orang Sikh menganggap pria muda kulit putih sebagai anak) bahwa mereka memecahkan maju Sikh sebagai hamba pribadi, sebagai asisten tentara putih. Kedua, ada orang yang nyata dengan Muslim, Pathan, anggota orang-orang Afghanistan sengit. Kedua Oriental yang terkejut oleh pengkhianatan para Boers yang menyamar sebagai petani tidak bersalah di siang hari dan pada malam hari berubah menjadi pejuang Perlawanan kejam. Menurut timur, Inggris bermain lebih baik melakukan wajarnya dan lagi untuk memberikan pasukan dengan taktik oriental oriental untuk bekerja. Tapi mereka selalu mendapatkan supervisor mereka mendengar "Ini adalah perang Sahib '', satu kasus di antara kulit putih. Suatu hari, tembakan petugas putih oleh Boer. Kedua teman bersumpah membalas dendam, mereka mempertajam pisau mereka dan malam berikut mengintai peternakan. Mereka membagi korban-korban mereka di muka: para Pathan, Sikandar Khan, orang mendapat, seorang menteri, orang Sikh dan wanita dengan anak terbelakang itu. Mereka mengalahkan orang-orang dan memimpin mereka keluar untuk menggantung mereka. Sikh mengatakan:


"Aku membungkuk aku ke simpul di lehernya berbaring ke belakang dan melemparkan ujung tali di atas cabang, dan Sikandar Khan terus lampu sehingga wanita itu bisa tampak bagus. Lalu tiba-tiba muncul, sedikit di luar cahaya dari lampu, semangat Kurban Sahib (para perwira putih). Satu tangan berada di pihaknya, di mana peluru telah memukulnya, dan ia menyeberangi sisi lain bergerak maju dan berkata, "Tidak Ada perang dari kulit putih. "Dan aku berkata," Tunggu anak di sini dan kemudian Anda bisa tidur. "Tapi dia mendekat (berkuda, seperti Apakah, pada mata saya) dan berkata," Tidak ini adalah perang kulit putih "Dan. Sikander Khan bertanya, "Apakah terlalu berat" dan? meletakkan lampu itu dan datang ke arahku, dan ketika ia berbalik ke tali untuk menarik, adalah roh hak Sahib Kurban ke lengan panjang menjauh dari kami, dan wajahnya sangat jahat, dan ketiga kali dia berkata, "Tidak Ada perang kulit putih" Dan. desah angin meniup lampu, dan aku mendengar gigi Sikandar Khan berceloteh di kepalanya.
Kami tinggal berdampingan berdiri tali di tangan kita, waktu yang sangat lama karena kami berkata-kata.
Lalu aku mendengar bagaimana Sikandar Khan membuka botol air dan minum, dan ketika dahaganya terpuaskan oleh botol itu dan dia berkata: "Kami dipecat sumpah kami." Ketika saya minum bersama-sama dan kami melanjutkan tanpa menunggu fajar situs kami datang dengan tali di tangan kita. "


Ketika tiba hari akhirnya datang pengendara bahasa Inggris. The Sikh adalah ceritanya, tali untuk seorang tentara putih dan jatuh pingsan. Setelah kembali ke Punjab, ia menceritakan kisahnya kesepian dan berkabung Rudyard Kipling.


Orang mati memiliki makanan rohani.
Banyak orang akan ingat ketika digunakan sebelum tidur, dengan seluruh keluarga di sekitar meja atau sekitar kompor duduk membaca doa malam, dan efek samping doa yang kita mengambil alih dalam tidur. Hari ini berbeda: sampai larut malam adalah salah satu untuk komputer atau televisi, atau mereka menjaga diri mereka sendiri sibuk dengan beberapa hiburan sepele, dan bahkan tanpa memikirkan sesuatu supersensible untuk memiliki mereka, mereka kemudian tidur. Tapi bagi orang mati, pikiran kita makanan rohani transendental di dunia. Rudolf Steiner di Bergen (Norwegia) pada 1913/10/10 (GA 140):


"Yang mati dalam makanan perlu akal, tentu saja, tidak ada makanan seperti orang-orang di bumi, tetapi makanan untuk pikiran dan jiwa Seperti kita manusia di bumi ini. - Jika saya menggunakan persamaan berikut dapat digunakan - bidang benih kita harus memiliki yang berkembang dari buah yang kita di bumi ini, demikian juga harus jiwa ladang benih mati, di mana mereka buah-buahan tertentu dapat dipanen mereka butuhkan dalam waktu antara kematian dan kelahiran kembali. Ketika visi peramal orang mati berikut ia melihat bagaimana jiwa tidur tanah benih untuk orang mati, untuk orang mati. Bagi mereka yang untuk pertama kalinya di dunia spiritual, hal ini tentunya tidak hanya mengejutkan, tetapi bahkan di tingkat tertinggi menyedihkan untuk melihat bagaimana jiwa manusia, antara kematian dan kelahiran kembali hidup, seakan-akan, dengan orang-orang tidur untuk mil dan pemikiran dan gagasan terlihat dalam jiwa tidur ada: bagi mereka mereka makan sendiri, dan makanan yang mereka butuhkan . Karena ketika kita tidur malam, kemudian mulai ide-ide dan pemikiran selama kita bangun negara melalui kesadaran kita pergi, untuk hidup, mereka seolah-olah makhluk hidup Dan mati bergegas jiwa dan menunjukkan perhatian.. pemandangan pemikiran ini, mereka merasa gizi ini memiliki sesuatu yang mengejutkan, ketika peramal tatapan terfokus pada orang mati setiap malam untuk maju tidur -. kami karena baik teman-teman, dan terutama, saudara-saudara memperhitungkan - dan seakan-akan minum dari, pakan pada pikiran dan ide yang diambil orang dalam tidur, dan menemukan apa-apa, apa yang mereka bergizi. Karena ada perbedaan besar antara ide-ide dan gagasan pada tidur kita. Ketika kita berurusan sepanjang hari dengan ide-ide substantif hidup, ketika kita melihat hanya berfokus pada apa yang sedang terjadi di dunia fisik dan apa yang dapat dilakukan, dan jika kita tidak pernah dianggap tertidur untuk spiritual dunia, tetapi dalam banyak kasus dengan kasus lain di kepala kita daripada dengan [rohani] pikiran untuk tidur, kami tidak memberikan makanan untuk orang mati - aku tahu bagian dari Eropa, di mana orang-orang muda untuk sekolah-sekolah untuk memiliki kebiasaan itu. pada malam hari dengan bir kuantum diperlukan tidur minum Lalu ada ide-ide disampaikan,. untuk di atas nilai tidak ada. Dan ketika mati atau mendekati, mereka menemukan sebuah bidang kosong, dan bagi mereka adalah bahwa sesuatu sebagai tubuh fisik kita, ketika oleh infertilitas di bidang kami kelaparan pecah. Terutama pada zaman kita, kelaparan jiwa banyak diamati dalam dunia rohani, sebagai cara hidup materialistis telah sangat luas Dan hari ini sudah ada banyak orang. yang menemukan diri mereka konyol untuk menyibukkan diri dengan pikiran dunia spiritual. Dengan demikian mereka menolak orang makanan yang mereka harus menerima kematian, sehingga mereka merampas makanan ini, ini makanan jiwa ... "


Dan Steiner melanjutkan pidatonya. Antara lain, menggarisbawahi pentingnya bahwa orang-orang yang tertarik dalam ilmu spiritual, dalam kelompok-kelompok, pihak akan datang bersama sehingga bidang benih pikiran rohani, yaitu sebagai tempat berkembang biak bagi orang mati, akan semakin besar dan besar.


"Jika kita dalam ilmu spiritual hari ini menyebar ke jiwa-jiwa kembali dari kehidupan rohani untuk memenuhi, sehingga mati bisa makan, maka kerja keras kita benar-benar tidak hanya untuk hidup, bukan hanya agar yang hidup karena itu kepuasan teoritis dapat diperoleh, namun hati dan jiwa kita untuk bermain dengan pikiran tentang dunia spiritual, karena kita tahu bahwa kematian berhubungan dengan kami di bumi, setelah kematian rohani pikiran dan perasaan untuk memberi makan. Kita harus karena itu, tidak hanya yang hidup yang disebut, namun kami pastikan bahwa humaniora bekerja, penyerapan kehidupan anthroposophical, spiritual dunia. Karena kita hidup di talk ilmu rohani, kami adalah untuk menciptakan ide-ide kehidupan malamnya, makanan subur bagi jiwa-jiwa yang karma kita telah mendahului kematian. Dan karena itu kita tidak harus hanya memiliki dorongan untuk hanya mengambil jalan spiritual ilmu komunikasi eksternal atau Anthroposophy untuk mengedarkan, tapi kami juga memiliki hasrat mendalam untuk ilmu spiritual atau anthroposophy dalam kelompok, di kalangan untuk menyebarkan, karena
nilai bahwa orang-orang cenderung ilmu spiritual, masyarakat fisik pribadi, kelompok datang bersama-sama. Sebab Aku telah berkata bahwa jika makanan hanya bisa ditemukan dalam jiwa-jiwa mati yang mereka bersama-sama dalam kehidupan. Kami sedang mencari jiwa-jiwa bersama-sama dengan bidang benih untuk mati semakin besar. Dan banyak orang mati, sekarang tidak ada lapangan benih adalah karena keluarganya hanya terdiri dari para materialis, ini adalah [benih lapangan] di anthroposophists jiwa, yang dia belajar tentang ilmu spiritual. Itulah alasan lebih dalam mengapa kita dalam pekerjaan masyarakat, mengapa kita berada dalam arti memiliki kewajiban untuk orang mati, sebelum dia meninggal, orang bisa tahu siapa bumi pada berurusan dengan spiritualitas .... "


Layanan ini dapat menunjukkan mati untuk membaca
Mental pengetahuan ilmiah mungkin hanya selama hidup di akuisisi Bumi, dan karena itu masuk akal bahwa kita membunuh untuk membaca dalam kehidupan duniawi mereka tidak pernah datang ke dalam kontak dengan ilmu spiritual dan di akhirat mereka tidak dapat mengerti apa yang kita baca ilmu tentang spiritual.
Namun, ada orang-orang lebih dari satu mungkin berpikir tertarik dalam ilmu spiritual, meskipun mereka mungkin tidak selalu mengetahui apakah ada yang terlibat secara intensif. Contoh, ada seseorang yang telah berlangganan "The Bridge". Orang ini tidak punya banyak waktu untuk membaca, dia cukup sibuk dalam kehidupan sehari-hari. Tapi setiap kali ia pergi ke toilet, ia mengambil notebook dengan waktu, untuk membaca, tentu saja, dia diam-diam, tanpa terganggu, mencatat anthroposophical konsep dan ide. Sementara itu, orang semua melalui gerbang kematian berlalu, dan dia sekarang menjadi keuntungan besar ketika kita membaca kepadanya: karena ia mengerti apa yang kita baca untuk dia!
Ada sering menemukan bahwa seseorang dalam ilmu spiritual mulai memperdalam, masalah pengalaman terutama dalam hubungan dengan pasangan, keluarga, kenalan ...
Untuk alasan tertentu, mereka ternyata tidak menghargai bahwa seseorang terlibat dengan anthroposophy. Tapi sering benar bahwa mereka ternyata tidak menghargai, sebagai fragmen dilihat di bawah ini.
Dan kami sengaja memilih lagu ini untuk anthroposophists menghadapi intoleransi seperti ini, untuk berbesar hati menusuk.
Kuliah diadakan di Berne pada 1912/12/15 (GA 140):


"Perhatikanlah contoh berikut. Dua orang tinggal dalam hubungan persahabatan terbaik Seringkali ada sekarang., Bahwa salah satu apresiasi beberapa mulai mendapatkan ilmu spiritual, yang lain dengan hidupnya ilmu rohani sekarang mulai bergema untuk membenci walaupun dia sebelumnya tidak peduli berdiri kebencian ini tidak akan membutuhkan seluruh jiwa untuk duduk,. karena bisa sepenuhnya sehingga ia hanya dalam kesadaran-ego ini, dan tidak dalam kesadaran astral. Dalam kesadaran astral, yang bahwa manusia dengan kebencian pernah marah terhadap ilmu spiritual berjalan, ini benar-benar sangat senang dan keinginan tanpa dia tahu Itu tentu mungkin.. semacam inkonsistensi di alam manusia seseorang kesadaran. terurai astral, alam bawah sadar nya , mereka tinggal di sana mungkin benar karena salah satu simpati sendiri untuk apa yang tersembunyi dalam kesadaran atasnya kebencian Setelah kematian menunjukkan ini sangat jelas, karena setelah kematian datang orang untuk memperjelas hal ini.. Siapa saja yang di bumi sebuah benci mengatakan kepada kemanusiaan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan itu di masa hidupnya telah ditolak, yang memiliki keinginan sering brandendste untuk ilmu spiritual ini dapat mengakibatkan kesedihan mendalam dalam kamalokaleven bahwa ia tahu apa-apa dan itu bukan pikiran memori.. Sebab dalam pertama kalinya setelah kematian mereka tinggal terutama di kenangan. Setelah kematian merasa pria ini tidak hanya rasa sakit dan kegembiraan dalam kesadaran ego hidupnya, tetapi juga apa yang bawah sadar yang dikembangkan. Di sinilah orang di setiap kebenaran kasus di daerah ini.
Dan di sini kita memiliki salah satu hal yang kita dapat melihat bagaimana sebenarnya ilmu rohani disebut, ketika mereka benar-benar dipahami, dengan penyubur yang seluruh manusia untuk campur tangan. Anda lihat, orang melalui gerbang kematian maju, tidak dapat mengubah hubungan dengan makhluk di sekitarnya, maupun orang lain di sekitar dia dapat. Ada ada dalam tdk dpt dipahami dari hubungan. Namun, di mana perubahan bisa terjadi, dalam hal hubungan antara orang mati dan masih hidup. Hidup yang masih diam di atas bumi, adalah satu-satunya yang dapat mengurangi sebagian rasa sakit, sesuatu yang dapat memenuhi kehausan mereka yang melewati gerbang kematian berlalu, setidaknya di mana orang mati dan hidup bersama di sini bumi dikenal. Dan dalam banyak kasus menunjukkan bagaimana berbuah itu adalah apa yang sebut dalam hal ini: orang mati keras. [Dari okultisme] studi yang benar-benar terbukti, seseorang sudah mati selama hidupnya, ini adalah untuk yang disebutkan di atas atau untuk alasan lain dari ilmu spiritual selesai. Siapa pun yang masih di bumi, dapat, dengan cara pengetahuan spiritual bahwa sebuah kerinduan almarhum untuk dapat memiliki ilmu spiritual. Saat ini pertukaran pandangan batin dengan orang mati, seolah-olah padanya, sebelum ia akan membiarkan pikiran-pikiran kemudian berarti berkat besar bagi orang mati. Kami benar-benar dapat membaca orang mati. Yang seharusnya menjembatani kesenjangan yang ada antara hidup dan mati. Bayangkan, ketika dua dunia, dengan sikap materialistis dari orang sangat berbeda - dunia di pesawat fisik dan dunia spiritual, yang pria melewati antara kematian dan kelahiran kembali - Anda dapat melihat, bagaimana ini secara langsung mengganggu dalam hidup ketika kedua dunia bersama-sama menghasilkan! Ketika ilmu spiritual bukan teori, sementara sisanya dorongan langsung hidup, apa yang harus mereka lakukan, maka tidak ada pemisahan, tetapi komunikasi langsung. Pembacaan mati salah satu hal yang kita dapat memasukkan hubungan langsung dengan mereka sehingga kami dapat membantu mereka. Bagi mereka yang tidak menghendaki ilmu spiritual, selalu penderitaan kerinduan untuk itu, jika kita tidak membantu di sini. Kami dapat membantu di sini, Namun, setidaknya ketika seperti keinginan. Dan mayat hidup untuk membantu. "


Bagaimana kita membaca untuk orang mati?
Kutipan dari pembacaan 1913/10/10, Mons (GA 140):


"Kita bisa jiwa manusia yang mati untuk kita, jika kita membuktikan pelayanan yang luar biasa ia membaca tentang hal-hal rohani. Kita bisa melakukan ini dengan cara berikut: kita memusatkan pikiran kita kepada orang mati, dan kita mencoba - yang memberikan lebih banyak kesempatan keberhasilan - bagi kita untuk membayangkan dia seperti yang kita ingat dia: berdiri atau duduk bagi kita. Kita dapat melakukan keduanya untuk atasan. Kita membaca tidak keras, tapi penuh perhatian mengikuti pikiran kita, dan selalu dengan pikiran orang mati: mati bagi kita. Itulah mati keras. Kita tidak perlu memiliki buku-buku, kita tidak harus berpikir dengan cara yang abstrak, tapi benar-benar berpikir melalui pikiran masing-masing: jika kita membaca untuk orang buta untuk membaca ... Hal ini bisa terjadi kapan saja. Saya telah bertanya pada apa titik mereka menjadi yang terbaik yang dapat dilakukan. Tapi itu benar-benar independen saat itu. Satu benar-benar harus berpikir pikiran saja. Kedangkalan menyebabkan apa-apa. Kata demi satu kata seharusnya hal seperti mereka akan terus mencela mereka dalam pikirannya. Kemudian membaca mereka mati. Dan tidak benar jika seseorang percaya bahwa seperti membaca dapat bermanfaat hanya bagi mereka yang selama hidup mereka di humaniora telah diperdalam. Itu tidak sepenuhnya kasus. "


.
Tentang arti pengampunan untuk kehidupan setelah kematian

Rusia Sergei Prokofieff anthroposophist setia dalam bukunya "The spiritual makna pengampunan" sebuah bab tentang nilai besar pengampunan untuk akhirat.


Dengan setiap tindakan pengampunan, kekuatan dari aku lebih rendah (yaitu saya masih di bawah pengaruh tubuh astral uncleaned), maka dikurangi sehingga jiwa sebuah ruang kosong yang penuh dengan substansi spiritual: jadi saya mendapatkan banding, atau, apa yang sama, diri rohani, secara bertahap menang dalam ego yang lebih rendah. Dalam jiwa seseorang yang telah mengampuni sehingga mulai terang mental diri untuk bersinar. Ketika orang yang telah diampuni dan yang telah menerima pengampunan, meninggal, maka jiwa yang telah mengampuni jiwa lainnya selama mereka tinggal di kamaloka "bintang bersinar di cakrawala yang gelap itu adalah ..., mereka mungkin dalam jiwa lain menciptakan kesadaran yang jelas dari kesalahan nya, salah langkah dan kesalahan, sementara mengizinkan kemampuannya untuk meningkatkan bayangkan cahaya. "


Jiwa dalam kamaloka tidak hanya jiwa-jiwa kembali ke bumi mereka tahu, tetapi juga mempengaruhi makhluk dari hierarki, seperti malaikat, dan kemudian khususnya yang ingin malaikat. Sekarang misi malaikat untuk menyelamatkan orang, yang dipercayakan oleh kekuatan yang lebih tinggi, untuk semua hidupnya untuk membimbing, bahkan selama kehidupan setelah kematian.
Tetapi ketika seseorang di masa hidupnya telah melakukan banyak merugikan, maka jiwanya setelah kematian pergi ke daerah gelap kamaloka. Lalu malaikat toko, yang alam, dalam suasana cahaya rohani untuk hidup, jiwa-jiwa yang dipercayakan dalam kehidupan kegelapan, tidak mendekati, ia menyentuh dia kehilangan jejak, dan "lupa" seakan keberadaannya. Yang membuat kesepian jiwa tersiksa lebih besar karena sekarang mereka harus melakukannya tanpa bimbingan wali nya.
Tapi kemudian satu jiwa untuk membantu yang lain, itu diampuni. Kita harus berbicara Prokofieff:


"Satu jiwa dapat muncul ke penderitaan jiwa dan kesadaran nya [kehilangan hubungan dengan] wali dia ... ini dia mendekati malaikat lagi, dengan kata lain, untuk mengingatkan lagi Dan itu berarti jiwa. oleh mengampuni hubungan khusus dengan dunia malaikat telah, sejak jiwa lain dapat membantu untuk mendapatkan kembali hubungan ini hilang sementara.
Dengan demikian, kekuatan pengampunan di akhirat berfungsi sebagai jembatan antara jiwa karena kelakuan buruk dia zonder kepemimpinan senior dalam kondisi dunia spiritual, dan malaikat-nya. Sehingga sekali lagi ini mendapat kesempatan yang dipercayakan kecenderungan jiwa ke atas terus memimpin dalam perkembangannya ... inkarnasi untuk inkarnasi "





Sumber:
Prokofieff, S. Makna spiritual pengampunan
Steiner, R. Mikrokosmos und Makro Cosmos (GA 119)
Steiner, R. Untersuchungen über das Leben zwischen okultisme Neuer Geburt und Tod (GA 140)
Steiner, R. Itu Verbindung zwischen Lebenden Toten und (GA 168)