RSS

KOMENTAR MENENTANG KEHADIRAN SBY DI MAKASAR

Makassar, Tribun - Ribuan mahasiswa Makassar kembali berunjuk rasa memprotes pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden (Wapres) Boediono, Rabu (20/10).

Aksi yang berlangsung bertepatan dengan satu tahun pemerintahan SBY-Boediono ini berlangsung di sedikitnya enam titik, di antaranya, di pintu kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), Jl Perintis Kemerdekaan, di dekat kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan kampus Unversitas 45, Jl Urip Sumoharjo, area flyover Jl Urip-Jl AP Pettarani, dan di depan gedung DPRD Makassar.
Aksi kali ini berlangsung anarkis. Lima mobil dinas berpelat merah dicegat, dua di antaranya dirusak. Sementara seorang anggota polisi kembali disandera di kampus UMI.
Aksi mahasiswa ini juga kembali memacetkan sejumlah ruas jalan utama di Makassar, termasuk Jl Bawakareng dan Jl Veteran Utara dan Veteran Selatan yang selama ini tak pernah macet meski terjadi demo.


Macet Total
Demo mahasiswa di Makassar berlangsung sejak pukul 10.00 wita di depan pintu I Kampus Unhas Tamalanrea. Ratusan mahasiswa Unhas baru turun setelah dua hari sebelumya aksi demo melibatkan mahasiswa UMI, Universitas 45, UNM, dan UIN Alauddin.
Aksi mahasiswa Unhas menyebabkan kemacetan total selama empat jam sejak pukul 11.00 saat mahasiswa mulai menutup dua ruas jalan di jalur utama menuju ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin ini.
Akibatnya, sejumlah warga harus tertahan di jalan ini selama dua sampai tiga jam. Bahkan, sejumlah dokter yang sedianya meninggalkan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Wahidin Sudirohusodo dan RS Pendidikan Unhas kesulitan menuju ke RS lain untuk melayani pasien.
"Saya harus ke RS Stella Mari karena ada pasien yang gawat. Tapi untuk tembus dari pintu dua saja saya tertahan sekitar satu jam. Teman-teman saya yang lain yang harus menangani pasien di RS Labuang Baji, RS Ibnu Sina, dan lainnya juga tertahan. Ini yang tidak diperhitungkan oleh adik-adik mahasiswa," kata seorang dokter yang ditemui di dekat SPBU di depan pintu I Unhas.


Tuntutan Pendemo
Dalam orasinya, mahasiswa menilai pemerintahan SBY-Boediono tidak berbuat banyak, termasuk dalam penegakan hukum.
Salah satu yang menjadi contoh adalah kasus skandal Bank Century yang tak kunjung tuntas. Karena itu, pendemo meminta SBY-Bodiono mundur dan menyerahkan kembali mandat kepada rakyat.
Pendemo sempat membagikan selebaran yang berisi kegagalan SBY-Boediono. Sementara di gedung DPRD Sulsel, mahasiswa menyemprotkan cat bertuliskan SBY-Bodiono gagal.
"Pemerintahan sekarang belum berhasil menyejahteran rakyat bahkan rakyat masih tertindas," ungkap Fikar, salah satu pengurus BEM UVRI yang ikut berorasi.


Polisi Disandera
Seorang anggota polis yang bertugas di Polda Sulsel disandera oleh puluhan mahasiswa di depan kampus UMI. Selain itu, mahasiswa juga menyandera sebuah mobil boks milik PT POS Indonesia.
Anggota polisi berpangkat brigadir polisi kepala (bripka) tersebut melintas di depan kampus UMI Makassar dan dicegat oleh mahasiswa. Tak ayal ia pun menjadi bulan-bulanan mahasiswa yang berunjukrasa sejak pagi.Mahasiswa melampiaskan amarahnya dengan memukul oknum polisi tersebut hinga babak belur.
Ini adalah kasus penyanderaan kedua. Pada hari pertama aksi menolak kedatangan SBY ke Makassar, mahasiswa juga menyandera seorang polisi, Briptu Untung, yang bertugas di Satlantas Polrestabes Makassar.
Untung kemudian dibebaskan setelah Rektor UMI Prof Dr Masrurah Mukhtar bersama Wakil Rektor III Dr Ahmad Gani, Dekan Fakultas Hukum Hasby Ali, dan Wakil Dekan III FTI-FIK Zakir Sabara turun tangan melobi mahasiswa.

Mahasiswa itu seharusnya tidak melakukan hal-hal yang anarkis seperti itu, saya sangat menyesalkan perbuatan yang seperti itu. Sangat tidak mencerminkan perbuatan mahasiswa yang seharusnya berperilaku sopan dan santun kepada setiap orang. Demo di Makassar padda saat itu sangat merugikan orang banyak, dan yang lebih parahnya lagi sangat merugikan nama kampus atau universitas mereka sendiri. Jadi saya berharap agar mahasiswa jika ingin melakukan demo atau orasi menolak apapun tidak dengan kekerasan menjalankannya, bisa kita dengan berdamai maupun bermusyawarah.

0 komentar:

Posting Komentar